Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks S&P 500 dan Nasdaq turun pada perdagangan Rabu (26/7). Investor mencerna dari laporan pendapatan beragam dari Microsoft dan Alphabet menjelang kenaikan suku bunga The Fed yang dapat mendorong biaya pinjaman ke level tertinggi sejak krisis keuangan global.
Melansir Reuters, pukul 09:48 waktu setempat, Dow Jones Industrial Average naik 9,99 poin atau 0,03% ke 35.448,06, S&P 500 turun 5,08 poin atau 0,11% ke 4.562,38, dan Nasdaq Composite turun 22,51 poin atau 0,16% ke 14.122,04.
Saham Microsoft turun 3,3% setelah menyusun rencana pengeluaran yang agresif untuk memenuhi permintaan layanan baru yang didukung kecerdasan buatan (AI). Pendapatan dan laba triwulanan pembuat Windows itu masih melampaui perkiraan.
Baca Juga: Wall Street Tertekan Menjelang Keputusan Suku Bunga AS
Di sisi lain, saham Alphabet naik 6,7% setelah laba kuartal kedua induk Google melebihi ekspektasi Wall Street karena permintaan yang stabil untuk layanan cloud dan rebound pasar iklan.
Lima dari sektor utama S&P 500 turun, dengan saham teknologi memimpin penurunan. Sementara layanan komunikasi perumahan Alphabet naik 2,9% pada awal perdagangan.
"Kecerdasan buatan benar-benar mengambil posisi terdepan dari musim pendapatan kuartal lalu," kata Peter Andersen, pendiri Andersen Capital Management.
"Tapi saya percaya beberapa perusahaan telah sedikit mendahului diri mereka sendiri dan terlalu menjanjikan apa yang dapat dilakukan kecerdasan buatan untuk perusahaan mereka dalam rentang waktu yang begitu singkat."
Saham platform Meta naik 1,3% setelah unit cloud Alibaba mengatakan akan mendukung model AI open source milik pemilik Facebook, Llama. Meta juga diperkirakan akan melaporkan hasil kuartalan setelah bel.
Di sisi lain, The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga 25 basis poin. Meskipun ada sedikit kejelasan tentang apa yang akan dilakukan bank sentral pada pertemuan berikutnya.
Baca Juga: Wall Street Dibuka Turun di Tengah Laporan Big Tech dan Fokus ke The Fed, Rabu (26/7)
"Pertanyaan utamanya adalah apa yang akan terjadi selanjutnya. Dot plot masih menunjukkan ruang untuk kenaikan 25bp lagi tahun ini, tetapi angka inflasi baru-baru ini tidak menandakan urgensi," kata Stefan Koopman, senior macro strategist di Rabobank.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News