Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street ditutup melemah dengan dua indeks utama koreksi. Namun, indeks Nasdaq Composite berhasil mencatat rekor penutupan terbarunya, didukung oleh lonjakan saham Nvidia.
Selasa (15/7), Indeks Nasdaq Composite ditutup menguat 37,47 poin atau 0,18% ke level 20.677,80, indeks Dow Jones Industrial Average melemah 436,36 poin atau 0,98% menjadi 44.023,29 dan indeks S&P 500 turun 24,80 poin atau 0,40% ke 6.243,76.
Ini adalah sesi keempat dari lima sesi di mana indeks Nasdaq, yang didominasi saham teknologi, mencatat rekor penutupan, dan kedelapan kalinya sejak 27 Juni.
Keperkasaan indeks Nasdaq dipimpin oleh saham perusahaan chip kecerdasan buatan Nvidia yang melonjak 4% setelah mengumumkan rencana untuk melanjutkan penjualan chip AI H20 ke China.
Berita tersebut mendorong penguatan produsen chip lainnya, seperti Advanced Micro Devices dan Super Micro Computer, yang menguat lebih dari 6,4%.
Baca Juga: Wall Street Menguat Pasca Rilis Data Inflasi, Fokus Investor ke Laporan Kinerja Bank
Indeks semikonduktor juga naik 1,3% ke titik tertinggi dalam setahun, sementara indeks teknologi, S&P, naik dengan persentase yang sama hingga mencapai rekor tertinggi.
Analis riset investasi senior Commonwealth Financial Network Rob Swanke mengatakan, berita Nvidia tersebut menunjukkan bahwa beberapa investor, yang telah beralih ke saham lain karena valuasi teknologi yang tinggi, melakukan rotasi kembali.
"Saya mungkin akan mengatakan kenaikan ini hanya terjadi satu hari," tambahnya, seraya menambahkan bahwa investor akan menunggu penjualan tercermin dalam pendapatannya.
Pasar telah menguat dalam beberapa minggu terakhir. Kekhawatiran investor bahwa ekonomi Amerika Serikat (AS) akan tercoreng oleh kebijakan Presiden Donald Trump, termasuk pengumuman tarif besar, telah mulai mereda, memungkinkan Wall Street untuk bergerak lebih tinggi.
Minggu ini diperkirakan akan menjadi ujian signifikan bagi sentimen yang membaik tersebut, dengan dimulainya musim pendapatan kuartal kedua dan laporan inflasi yang diperkirakan akan mencerminkan penjual mulai membebankan biaya terkait tarif yang lebih tinggi.
Laporan pertama menunjukkan, harga konsumen AS mencatat lonjakan terbesar dalam lima bulan terakhir pada bulan Juni, mengisyaratkan bahwa tarif mungkin mulai memanaskan inflasi. Namun, inflasi inti tetap moderat, menawarkan sedikit kepastian meskipun terjadi lonjakan inflasi utama.
"Gambaran inflasi pagi ini, yang sedikit lebih tinggi dari perkiraan tetapi cukup sesuai, memberi Anda gambaran bahwa tarif mulai mengalir ke dalam perekonomian," kata Swanke.
Baca Juga: IHSG Diprediksi Fluktuatif, Simak Rekomendasi Saham untuk Rabu (16/7)
"Kita akan mendapatkan berita yang lebih konkret, seiring kita meninjau laporan keuangan, untuk melihat bagaimana perusahaan-perusahaan menanggung dampak tarif yang lebih tinggi."
Pada hari pertama musim laporan keuangan kuartal kedua, saham perbankan berfluktuasi dalam perdagangan yang volatil. Di mana, saham JPMorgan Chase turun 0,7% meskipun menaikkan prospek pendapatan bunga bersih 2025, sementara saham Wells Fargo turun 5,5% meskipun labanya naik karena berkurangnya cadangan kerugian pinjaman.
Di sisi lain, BlackRock mencatat tonggak sejarah baru untuk aset yang dikelola, namun sahamnya turun 5,9%. Melawan tren, saham Citigroup naik 3,7% ke level tertinggi sejak krisis keuangan global, setelah para pedagangnya menghasilkan keuntungan tak terduga yang meningkatkan laba kuartal kedua.
Selanjutnya: Inisiatif Ocean Centre Resmi Diimplementasikan di Indonesia
Menarik Dibaca: Samsung A23 Harga Juli 2025 Hadirkan Dual SIM & Slot MicroSD, Fleksibel Banget!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News