Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks utama Wall Street ditutup bervariasi (mixed) di akhir perdagangan Kamis (20/6). Indeks S&P 500 dan Nasdaq melemah karena penurunan saham Nvidia, sementara investor mengevaluasi data ekonomi terkini dan komentar pejabat Federal Reserve untuk menentukan waktu penurunan suku bunga tahun ini.
Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 299,90 poin, atau 0,77% ke level 39.134,76, S&P 500 turun 13,86 poin, atau 0,25% ke level 5.473,17 dan Nasdaq Composite turun 140,64 poin, atau 0,79% ke level 17.721,59.
Sektor Energi dan utilitas mencatat keuntungan terbesar di antara 11 indeks sektor S&P 500, masing-masing naik 1,86% dan 0,89%, sementara sektor teknologi memimpin penurunan.
Baca Juga: Wall Street Kamis (20/6): S&P 500 Cetak Rekor Baru karena Reli Saham Nvidia Berlanjut
“Masih banyak kegaduhan mengenai pasokan dan permintaan yang masih belum terlalu kuat. Namun baru saja ada... kemauan untuk kembali ke wilayah di mana kita akan membutuhkan energi di masa depan,” kata Tom Martin, manajer portofolio senior di Globalt Atlanta.
Saham Nvidia turun 3,54% setelah naik di awal sesi.
Saham Dell dan Super Micro Computer juga turun masing-masing 0,42% dan 0,26% setelah kenaikan awal, menyusul berita bahwa mereka menerima pesanan server untuk startup AI milik Elon Musk.
Volume perdagangan di bursa AS mencapai 11,98 miliar saham dengan rata-rata 13,51 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.
Data menunjukkan, jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran menurun pada minggu lalu, namun data terbaru menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan orang yang menerima tunjangan mencapai tingkat tertinggi sejak bulan Januari, yang menunjukkan bahwa pasar kerja AS terus melemah.
Data lain menunjukkan pembangunan perumahan keluarga tunggal di AS turun pada bulan Mei di tengah tingginya suku bunga hipotek.
Baca Juga: Wall Street Naik, S&P 500 dan Nasdaq Catat Rekor Tertinggi Didukung Saham Nvidia
“Berita yang kami terima hari ini hanyalah kelemahan negatif lainnya dalam perekonomian,” kata Tom Martin.
“Dalam laporan ketenagakerjaan, Anda mendapatkan klaim (pengangguran) yang tidak buruk, tapi itu.. masuk ke wilayah yang tidak lagi rendah.”
Sementara itu, Pejabat Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan, butuh waktu satu atau dua tahun untuk mengembalikan inflasi ke 2%, karena pertumbuhan upah mungkin masih terlalu tinggi, sehingga memicu kekhawatiran akan kenaikan suku bunga dalam jangka waktu yang lebih lama.
Pasar uang saat ini melihat peluang 58% penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh bank sentral AS pada bulan September, menurut data FedWatch LSEG.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News