kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street Mixed Pasca The Fed Memberi Sinyal Kenaikan Suku Bunga Masih Terbuka


Kamis, 27 Juli 2023 / 05:40 WIB
Wall Street Mixed Pasca The Fed Memberi Sinyal Kenaikan Suku Bunga Masih Terbuka


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks utama Wall Street ditutup bervariasi (mixed) di akhir perdagangan Rabu (26/7), menyusul kenaikan suku bunga Federal Reserve. Bank Sentral AS juga membuka peluang kenaikan suku bunga lagi ke depan.

Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 82,05 poin, atau 0,23% ke level 35.520,12; S&P 500 turun 0,71 poin, atau 0,02%, ke level 4.566,75; dan Nasdaq Composite turun 17,27 poin, atau 0,12% ke level 14.127,28.

Volume transaksi perdagangan saham di bursa AS mencapai 9,92 miliar saham, dengan rata-rata 10,32 miliar dalam 20 hari perdagangan terakhir.

The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, menandai kenaikan ke-11 dalam 12 pertemuan kebijakan terakhir bank sentral AS.

Baca Juga: The Fed Naikkan Bunga Lagi 25 Basis Poin, Tertinggi dalam 16 Tahun

Dalam konferensi pers, Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan bank sentral akan membuat keputusan pertemuan demi pertemuan, mengamati dengan cermat data ekonomi, tetapi menekankan bahwa penurunan suku bunga sangat tidak mungkin tahun ini.

Goldman Sachs mengatakan dalam sebuah catatan kepada klien bahwa pernyataan Fed tidak menandakan laju kenaikan yang lebih lambat di masa depan, tetapi Goldman Sachs mengharapkan penangguhan pada bulan September.

"Pesan untuk pasar adalah bahwa hal itu tidak menggerakkan jarum. Selalu ada ketakutan akan kejutan besar," kata Angelo Kourfafas, ahli strategi investasi di Edward Jones.

Pesan Powell jelas bahwa Fed akan menunggu dan melihat data ekonomi untuk membuat keputusan baru, kata Brent Schutte, kepala investasi di Northwestern Mutual Wealth Management. 

"Saya pikir Fed tidak akan berhenti sampai mereka melihat inflasi turun."

Sementara itu, dari korporasi, saham perusahaan teknologi besar bergerak beragam pasca merilis laporan pendapatannya. 

Saham Microsoft turun 3,72% setelah menyusun rencana pengeluaran yang agresif untuk memenuhi permintaan layanan baru yang didukung kecerdasan buatan (AI). Pendapatan dan laba triwulanan pembuat Windows ini masih melampaui perkiraan.

Baca Juga: Wall Street: S&P dan Nasdaq Turun Seiring Hasil Big Tech, Jelang Rilis Suku Bunga AS

Saham Alphabet naik 5,78% setelah laba kuartal kedua induk Google melebihi ekspektasi Wall Street karena permintaan yang stabil untuk layanan cloud dan rebound dalam iklan.

Indeks NYSE FANG+, yang menaungi banyak nama pertumbuhan megacap, turun 0,72%. Indeks telah rally sekitar 75% sepanjang tahun ini di tengah optimisme atas AI dan harapan bahwa Fed mendekati akhir dari siklus kenaikan suku bunga.

"Setelah kenaikan ekstrim sepanjang tahun ini di saham-saham teknologi besar, kami sekarang telah beralih ke fase di mana harga saham masing-masing perusahaan sangat tidak berkorelasi satu sama lain," kata David Bahnsen, kepala investasi Grup Bahnsen.

Saham Platform Meta naik 1,39% setelah unit cloud Alibaba mengatakan akan mendukung model AI open source milik pemilik Facebook, Llama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×