kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45932,69   4,34   0.47%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street menguat, S&P 500 mencatat penutupan tertinggi sepanjang masa


Sabtu, 11 Desember 2021 / 05:41 WIB
Wall Street menguat, S&P 500 mencatat penutupan tertinggi sepanjang masa


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street menguat pada hari Jumat dan S&P 500 mencatat penutupan tertinggi sepanjang masa. Pelaku pasar mencerna angka inflasi yang sejalan dengan konsensus, tetapi juga menandai kenaikan tahunan terbesar harga konsumen dalam hampir empat dekade.

Jumat (10/12), Dow Jones Industrial Average menguat 0,61% atau 216,30 poin ke 35.970,99. Indeks S&P 500 menguat 0,95% atau 44,57 poin ke 4.712,02. Sedangkan Nasdaq Composite menguat 0,73% atau 113,23 ke 15.630,60.

Ketiga indeks Wall Street naik, dengan saham teknologi menopang pasar. Semua indeks mengakhiri sesi lebih tinggi dari penutupan pekan lalu. S&P 500 membukukan kenaikan persentase mingguan terbesar sejak Februari. Meredanya kegelisahan atas varian virus corona omicron membantu memicu reli luas di awal minggu.

Baca Juga: Dalam sepekan, rata-rata volume transaksi harian bursa meningkat 11,60%

Sebuah laporan dari Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) menunjukkan harga konsumen melonjak bulan lalu ke tingkat pertumbuhan tahunan 6,8%. Ini adalah angka tertinggi dalam lebih dari 39 tahun.

Chuck Carlson, chief executive officer di Horizon Investment Services di Hammond, Indiana mengatakan bahwa pasar mengabaikan angka CPI. "Pasar selalu melihat ke depan dan mungkin pembacaan hari ini merupakan indikasi puncak versus level berkelanjutan," kata dia seperti dikutip Reuters

Inflasi yang terus-menerus karena tantangan rantai pasokan yang sedang berlangsung menunjukkan bahwa Federal Reserve AS dapat mulai memperketat kebijakan moneter akomodatifnya lebih cepat dari yang diharapkan banyak orang.

Baca Juga: IHSG naik 0,14% ke 6.652 pada akhir perdagangan Jumat (10/12), asing lepas saham bank

"Tapi tampaknya masalah rantai pasok ini bisa mereda, dan seiring waktu kita akan melihatnya menjadi moderat. Dan itu akan menghilangkan akselerator inflasi," kata Tim Ghriskey, ahli strategi portofolio senior di Inverness Counsel di New York.

Jajak pendapat ekonom Reuters melihat bank sentral menaikkan suku bunga utama 25 basis point dari mendekati nol menjadi 0,25%-0,50% pada kuartal ketiga tahun depan, diikuti 25 basis point lagi pada kuartal keempat.

The Fed akan mengadakan pertemuan minggu depan untuk pertemuan kebijakan moneter dua hari. Pelaku pasar akan mencari petunjuk mengenai kenaikan suku bunga tersebut bersama dengan potensi percepatan pengurangan pembelian obligasi (tapering).

Baca Juga: Wall Street dibuka naik akhir pekan ini, angka inflasi November sesuai ekspektasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×