Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street naik tipis pada hari Rabu (15/11), menyusul kenaikan besar pada sesi sebelumnya.
Penurunan indeks harga produsen (IHP) Amerika Serikat (AS) mendukung pandangan bahwa The Fed telah selesai menaikkan suku bunganya.
Melansir Reuters, pukul 10.02 waktu setempat, Dow Jones Industrial Average naik 80,18 poin atau 0,23% pada 34.907,88, S&P 500 naik 10,63 poin atau 0,24% pada 4.506,33, dan Nasdaq Composite naik 36,87 poin atau 0,26% pada 14.131,25.
Sementara itu, saham Target naik 17,6% karena peritel besar ini memperkirakan laba kuartal keempat yang sebagian besar di atas ekspektasi Wall Street. Dipicu oleh penurunan biaya rantai pasokan.
Baca Juga: Reli Berlanjut, Wall Street Dibuka Naik pada Rabu (15/11) dan Saham Target Melompat
Prospek yang cerah juga mengangkat saham-saham peritel lain dan indeks bahan pokok konsumen S&P 500, yang menaungi Target, melonjak 0,7%.
Data ekonomi terbaru pada hari Rabu menunjukkan penjualan ritel turun kurang dari yang diharapkan pada bulan Oktober, tergelincir 0,1% terhadap perkiraan penurunan 0,3% per ekonom yang disurvei oleh Reuters.
Sedangkan IHP turun lebih dari yang diperkirakan di tengah penurunan tajam biaya bensin, memberikan bukti lebih lanjut bahwa inflasi cenderung lebih rendah.
"Mengingat konsumen yang kuat - yang tidak mengejutkan mengingat gambaran ketenagakerjaan - masuk akal untuk mengasumsikan bahwa keuntungan perusahaan akan terus tumbuh dan ini hanya akan menambah bahan bakar untuk reli akhir tahun," kata Chris Zaccarelli, kepala investasi untuk Independent Advisor Alliance dikutip dari Reuters.
"Inflasi untuk saat ini akan kembali turun dan ekonomi untuk saat ini terus tumbuh dengan laju yang kuat, jadi satu-satunya arah yang logis untuk saham adalah lebih tinggi."
Indeks S&P 500 dan Nasdaq yang berbasis teknologi membukukan kenaikan persentase harian terbesar dalam lebih dari enam bulan pada hari Selasa (14/11).
Baca Juga: Wall Street Naik, Data Mendukung Pandangan The Fed Mungkin Tak Perlu Kerek Suku Bunga
Data indeks harga konsumen (IHK) yang lebih lemah dari perkiraan meningkatkan harapan bahwa suku bunga AS telah mencapai puncaknya.
Para pedagang pasar uang telah sepenuhnya memperhitungkan kemungkinan bahwa bank sentral AS akan mempertahankan suku bunga di bulan Desember, sesuai dengan CME Group Fedwatch Tool.
Mereka juga melihat penurunan suku bunga pertama dalam siklus ini akan dimulai pada Mei 2024.
Fokus pasar juga akan tertuju pada pertemuan antara Presiden AS Joe Biden dan pemimpin China Xi Jinping untuk pertama kalinya dalam satu tahun.
Baca Juga: Wall St Berseri, S&P dan Nasdaq di Level Tertinggi 2 Bulan Setelah Inflasi Mendingin
Pertemuan ini dapat meredakan gesekan antara kedua negara adidaya yang berseteru dalam konflik militer, perdagangan narkoba, dan kecerdasan buatan.
Lebih lanjut membantu suasana hati pasar, Dewan Perwakilan Rakyat AS meloloskan RUU pengeluaran sementara yang akan mencegah penutupan pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News