kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.568.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.280   -90,00   -0,56%
  • IDX 7.017   -71,99   -1,02%
  • KOMPAS100 1.040   -10,68   -1,02%
  • LQ45 811   -9,46   -1,15%
  • ISSI 212   -0,48   -0,23%
  • IDX30 416   -5,22   -1,24%
  • IDXHIDIV20 497   -6,62   -1,31%
  • IDX80 119   -1,44   -1,20%
  • IDXV30 123   -0,58   -0,47%
  • IDXQ30 137   -1,93   -1,39%

Wall Street Melemah pada Senin (13/1), Laju Penurunan Suku Bunga Diramal Melambat


Senin, 13 Januari 2025 / 21:48 WIB
Wall Street Melemah pada Senin (13/1), Laju Penurunan Suku Bunga Diramal Melambat
ILUSTRASI. Indeks utama Wall Street melemah di awal perdagangan hari ini karena prospek laju penurunan suku bunga yang makin lambat.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks utama Wall Street melemah di awal perdagangan hari ini. Tekanan sejalan dengan penurunan harga obligasi sehingga imbal hasil melonjak setelah angka penggajian yang kuat minggu lalu, meningkatkan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mempertahankan sikap hawkish untuk sebagian besar tahun 2025.

Senin (13/1) pukul 21.38 WIB, Dow Jones Industrial Average naik tipis 0,05% ke 41.963. Nasdaq Composite terjun 1,61% ke 18.851. Pengukur rasa takut Wall Street naik 1,63 poin hingga mencapai titik tertinggi lebih dari tiga minggu.

Kontrak berjangka yang melacak indeks Russell 2000 yang sensitif terhadap ekonomi domestik turun 1% ke level terendah sejak September 2024. Indeks tersebut turun lebih dari 2% ke wilayah koreksi pada hari Jumat, dari level tertinggi intraday yang dicapai pada akhir November.

Indeks utama mencatat penurunan minggu kedua berturut-turut pada Jumat (10/1). Laporan ketenagakerjaan dan aktivitas jasa yang lebih baik daripada perkiraan meningkatkan ekspektasi bahwa inflasi dapat meningkat tinggi di Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: Saat ini Saham-saham Bluechip Tak Jadi Pilihan, Simak Penyebabnya

Investor juga memperhitungkan kemungkinan bahwa kebijakan pemerintahan Donald Trump yang akan datang - seperti tarif dan tindakan keras terhadap imigrasi ilegal - dapat mengancam perdagangan global. Kebijakan tersebut juga bisa memicu tekanan harga pada saat bank sentral AS juga telah mengisyaratkan prospek kebijakan moneter yang suram. Trump diperkirakan akan menjabat pada 20 Januari.

Setelah lonjakan awal, imbal hasil obligasi Treasury berjangka panjang berada pada level tertinggi multi-bulan.

Para pelaku pasar tidak lagi sepenuhnya memperkirakan bahkan satu pun pemotongan suku bunga Fed tahun ini, menurut data yang dikumpulkan oleh LSEG. Pada Jumat lalu, masih ada ramalan peluang sekitar 43 basis poin sebelum angka pekerjaan. Taruhan saat ini mencerminkan ekspektasi pelonggaran 28,4 bps pada pertemuan Fed bulan Desember.

"Pasar tenaga kerja yang kuat bersama dengan kenaikan inflasi baru-baru ini mempersulit Federal Reserve untuk membenarkan pemotongan suku bunga lebih lanjut," kata David Morrison, analis pasar senior di Trade Nation dalam sebuah catatan yang dikutip Reuters.

Baca Juga: Saham Valuasi Mahal Laris Manis di Pasar Saham Indonesia, Sinyal Baik atau Buruk?

"Inflasi sudah mulai merangkak naik lagi, bahkan ketika Fed memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada bulan September,€“ sesuatu yang tampak seperti kesalahan kebijakan yang serius, diperparah oleh pemotongan tambahan pada bulan November dan Desember," kata Morrison.

Angka Indeks Harga Konsumen dan Beige Book bank sentral tentang aktivitas ekonomi, keduanya akan dirilis pada hari Rabu, dapat membantu investor mengukur prospek kebijakan bank sentral.

Sikap menghindari risiko menghantam perusahaan-perusahaan besar, yang telah memimpin sebagian besar reli saham AS selama dua tahun terakhir. Harga saham Tesla turun 2,8%, Amazon.com turun 0,4% dan Alphabet turun 0,5% dalam perdagangan pra-pasar.

Saham chip seperti Nvidia turun 2,9%, Advanced Micro Devices turun 1,4% dan Broadcom turun 2,1% setelah pemerintah AS mengatakan akan lebih membatasi ekspor chip dan teknologi kecerdasan buatan.

Baca Juga: IHSG Berpotensi Lanjut Melemah, Cek Saham Pilihan Untuk Selasa (14/1)

Harga saham Moderna turun 19,5% setelah memangkas perkiraan penjualan 2025 sebesar US$ 1 miliar, tertekan oleh peluncuran lambat vaksin virus pernapasan syncytial dan lemahnya permintaan vaksin COVID-19.

Harga saham Lululemon Athletica naik 2,8% setelah menaikkan target penjualan kuartal saat ini.

Bank-bank besar AS seperti JPMorgan Chase & Co, Wells Fargo, Goldman Sachs dan Citigroup akan melaporkan kinerja hingga akhir 2024 pada hari Rabu.

Selanjutnya: Southern Japan Hit by Strong Quake Near Feared Nankai Trough Region

Menarik Dibaca: Daerah Ini Hujan Seharian, Simak Proyeksi Cuaca Besok (14/1) di Jawa Barat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×