Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street berakhir menguat tipis pada perdagangan Kamis (27/6). Investor menunggu data inflasi baru. Nasdaq mampu menambah sedikit keuntungan setelah data menunjukkan berlanjutnya perlambatan dalam aktivitas ekonomi sehingga meningkatkan harapan investor untuk penurunan suku bunga di Amerika Serikat (AS).
Kamis (27/6), Dow Jones Industrial Average naik 36,53 poin atau 0,09% menjadi 39.164,33. Indeks S&P 500 naik 5,16 poin atau 0,09% menjadi 5.483,06. Nasdaq Composite naik 53,53 poin atau 0,30% menjadi 17.858,68.
“Pasar berada dalam pola bertahan untuk PCE karena tidak banyak katalis besar,” kata Ross Mayfield, analis strategi investasi di Baird kepada Reuters. Indeks pengeluaran konsumsi pribadi atawa personal consumption expenditure (PCE) bulanan yang merupakan alat pengukur inflasi pilihan Federal Reserve akan dirilis pada hari Jumat.
Data menunjukkan pesanan baru untuk barang-barang modal utama yang diproduksi di AS secara tak terduga turun pada bulan Mei. Sementara pesanan barang tahan lama inti turun 0,1% dibandingkan perkiraan kenaikan 0,2%. Kedua data ini meningkatkan keyakinan investor bahwa perekonomian yang lebih lemah dapat mendorong Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga pada bulan September.
Klaim pengangguran mingguan turun menjadi 233.000, meleset dari ekspektasi 236.000. Lebih lanjut, laporan akhir menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS meningkat lebih dari perkiraan pada kuartal pertama.
Baca Juga: Menakar Nasib IHSG & Pasar Saham Indonesia Usai Rating Turun dan Jeblok di Kawasan
Imbal hasil obligasi 10 dan 2 tahun yang dijadikan patokan, yang bergerak berbanding terbalik dengan harga, turun setelah data menunjukkan berlanjutnya perlambatan aktivitas ekonomi. Sementara imbal hasil obligasi 7 tahun turun tipis setelah lelang senilai US$ 44 miliar.
Saham-saham megacap seperti Alphabet dan Meta Platforms menguat masing-masing 0,83% dan 1,25% karena imbal hasil Treasury AS turun. Harga saham Amazon naik 2,19% setelah mencapai nilai pasar US$ 2 triliun untuk pertama kalinya pada hari Rabu.
Pelaku pasar telah menyoroti kekhawatiran atas keberlanjutan reli dan menyerukan perlunya diversifikasi portofolio untuk melakukan lindung nilai terhadap kemungkinan penurunan besar-besaran.
Sementara itu, sebagian besar investor tetap berpandangan bahwa The Fed akan melakukan sekitar dua kali penurunan suku bunga tahun ini dan peluang penurunan suku bunga sebesar 59,5% pada bulan September, berdasarkan data FedWatch LSEG. Sementara The Fed hanya memproyeksikan satu kali penurunan suku bunga.
Baca Juga: IHSG Ditutup Naik 0,90% ke 6.967,9 Kamis (27/6), Top Gainers: BUKA, SRTG, MAPI
Dalam esai kebijakannya, Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan inflasi tampaknya menyempit dan hal itu akan memungkinkan penurunan suku bunga pada akhir tahun ini. Sementara gubernur Michelle Bowman menegaskan kembali bahwa dia masih belum siap untuk mendukung penurunan suku bunga bank sentral dengan tekanan inflasi yang masih tinggi.
“Apa yang kami nantikan selama sebagian besar minggu ini adalah banyaknya bukti yang menentukan arah inflasi,” kata Rob Haworth, ahli strategi investasi senior di Bank Wealth Management AS.
Harga saham Micron turun 7,11% setelah perkiraan pendapatan kuartal keempat mengecewakan investor yang mengharapkan lebih banyak keuntungan dari kinerja pembuat chip memori tersebut dalam ledakan kecerdasan buatan.
Harga saham Nvidia turun 1,90%, melanjutkan perjalanannya yang penuh gejolak baru-baru ini.
Harga saham Walgreens Boots Alliance merosot 22,16% setelah memangkas perkiraan laba tahun 2024 dan mengumumkan rencana untuk menutup lebih banyak toko di AS yang berkinerja buruk.
Harga saham produsen denim Levi Strauss anjlok 15,4% setelah gagal memenuhi ekspektasi pendapatan kuartal kedua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News