kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -8.000   -0,52%
  • USD/IDR 15.791   -57,00   -0,36%
  • IDX 7.505   -68,76   -0,91%
  • KOMPAS100 1.157   -12,64   -1,08%
  • LQ45 913   -8,80   -0,96%
  • ISSI 228   -2,59   -1,12%
  • IDX30 469   -4,51   -0,95%
  • IDXHIDIV20 564   -3,86   -0,68%
  • IDX80 132   -1,34   -1,01%
  • IDXV30 139   -1,60   -1,13%
  • IDXQ30 156   -1,23   -0,78%

Wall Street Melemah Setelah Rilis Data Inflasi Produsen yang Panas


Jumat, 16 Februari 2024 / 21:49 WIB
Wall Street Melemah Setelah Rilis Data Inflasi Produsen yang Panas
ILUSTRASI. Wall Street dibuka melemah pada hari Jumat setelah rilis data inflasi produsen yang lebih panas.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street dibuka melemah pada hari Jumat. Laporan harga produsen yang lebih tinggi dari perkiraan mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve Amerika Serikat (AS) dalam waktu dekat.

Jumat (16/2) pukul 21.39 WIB, Dow Jones Industrial Average turun 0,48% ke 38.592. Indeks S&P 500 melemah 0,20% ke 5.019. Nasdaq Composite turun 0,09% ke 15.892.

Laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan indeks harga produsen atawa producer price index (PPI) naik 0,3% secara bulanan pada Januari, dibandingkan dengan kenaikan 0,1% yang diperkirakan oleh analis yang disurvei oleh Reuters. Secara tahunan, angka PPI naik 0,9% dibandingkan perkiraan pertumbuhan 0,6%.

Imbal hasil US Treasury melonjak setelah laporan tersebut. Imbal hasil obligasi negara AS tenor 10 tahun berada di angka 4,3264%. Kenaikan yield ini terjadi karena para pedagang menambah spekulasi bahwa The Fed mungkin menunda penurunan suku bunga pertama hingga setelah bulan Juni.

Baca Juga: Menguat 1,22% dalam Sepekan, Intip Review IHSG pada Minggu Ini

Data PPI mengikuti aksi jual di pasar saham awal pekan ini yang didorong oleh laporan harga konsumen yang lebih tinggi dari perkiraan. Sementara penurunan penjualan ritel di bulan Januari memberikan sedikit dukungan pada hari Kamis.

"Kami tetap yakin inflasi sedang moderat. Data tidak bergerak dalam garis lurus, akan ada hambatan di masa depan," kata Brian Klimke, kepala strategi pasar di Cetera Investment Management kepada Reuters.

"Tetapi jika kita terus mendapatkan data inflasi yang panas, maka hal itu bisa menunda (penurunan suku bunga) mungkin sampai bulan Juni. Saat ini, bulan Juni terlihat semakin mungkin terjadi," ujar Klimke.

Sebagian besar saham megacap berbalik melemah. Tetapi harga saham Nvidia naik 1,5% setelah Oppenheimer menaikkan target harga pada saham perancang chip tersebut.

Baca Juga: IHSG Menguat ke 7.335 pada Jumat (16/2), BBCA, TLKM, BBRI Paling Banyak Net Buy Asing

Nasdaq yang padat teknologi akan menghentikan kenaikan beruntun lima pekan. Sementara indeks acuan S&P 500 juga kehilangan tenaga pada minggu ini setelah melonjak lebih dari 5% sepanjang tahun 2024.

Pendapatan perusahaan yang kuat dan lonjakan antusiasme terhadap potensi kecerdasan buatan telah membantu S&P 500 ditutup di atas angka 5.000 poin untuk keempat kalinya tahun ini.

Hari ini, fokus akan tertuju pada pernyataan Presiden Fed Richmond Thomas Barkin dan Presiden Fed San Francisco Mary Daly. Keduanya merupakan anggota pemungutan suara The Fed tahun ini.

Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic pada hari Kamis mencatat bahwa dia memperkirakan lebih sedikit penurunan suku bunga dalam perkiraan terakhirnya dibandingkan dengan rekan-rekannya. Dia menyebut, hal ini sebagian karena ia memperkirakan kemajuan inflasi yang kurang stabil.

Baca Juga: IHSG Naik 0,44% ke 7.335 pada Jumat (16/2), PTMP, SIDO, TLKM Top Gainers LQ45

Di antara saham-saham penggerak besar, Applied Materials melonjak 9,2% dalam perdagangan pra-pasar. Pemasok peralatan semikonduktor tersebut memperkirakan pendapatan kuartal kedua yang lebih baik dari perkiraan karena permintaan yang kuat untuk chip canggih yang digunakan dalam AI.

Harga saham Roku merosot 17,1% setelah memperkirakan kerugian kuartal pertama yang lebih besar. Sementara harga saham bursa kripto Coinbase Global melonjak 14,4% karena membukukan laba kuartal pertama sejak 2021.

Harga saham DoorDash turun 8,4% karena perusahaan pengiriman ini memperkirakan metrik profitabilitas kuartalan di bawah ekspektasi. Ini disebabkan oleh biaya tenaga kerja yang lebih tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media


TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×