Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Kebijakan tarif besar yang diumumkan Trump pekan lalu telah memicu aksi balasan dari China, menimbulkan kekhawatiran bahwa perang dagang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan tekanan inflasi.
Dalam dua sesi perdagangan setelah pengumuman tersebut, S&P 500 jatuh 10,5%, menghapus hampir US$ 5 triliun nilai pasar—penurunan dua hari terbesar sejak Maret 2020.
Trump menyatakan kepada wartawan pada Minggu malam bahwa investor harus siap menghadapi dampak kebijakan ini. Ia juga menegaskan bahwa tidak akan bernegosiasi dengan China hingga defisit perdagangan AS dapat dikendalikan.
Baca Juga: Wall Street Menguat, Saham Produsen Baja Naik Terangkat Kenaikan Tarif Trump
Akibat pelemahan yang terjadi, indeks Nasdaq yang didominasi saham teknologi memasuki wilayah pasar beruang (bear market), sementara Dow Jones turun lebih dari 10% dari rekor penutupan tertingginya. Saham yang melemah lebih banyak dibandingkan yang menguat dengan rasio 5,68:1 di NYSE dan 3,51:1 di Nasdaq.
Di sisi lain, S&P 500 tidak mencatatkan level tertinggi baru dalam 52 minggu, tetapi mencatat 167 level terendah baru. Nasdaq Composite membukukan enam level tertinggi baru dan 936 level terendah baru.
Selanjutnya: Nasihat Warren Buffett Terhadap Investor Saat Pasar Saham Ambruk
Menarik Dibaca: 5 Kebiasaan yang Menyebabkan Ketiak Hitam, Salah Satunya Jarang Eksfoliasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News