kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.759.000   14.000   0,80%
  • USD/IDR 16.530   -100,00   -0,61%
  • IDX 6.314   90,15   1,45%
  • KOMPAS100 904   7,34   0,82%
  • LQ45 712   2,77   0,39%
  • ISSI 198   3,81   1,96%
  • IDX30 372   1,76   0,47%
  • IDXHIDIV20 448   3,28   0,74%
  • IDX80 103   0,30   0,30%
  • IDXV30 108   0,60   0,56%
  • IDXQ30 122   0,73   0,60%

Wall Street Ditutup Turun Selasa (18/3), S&P 500 Anjlok 1% Jelang Keputusan The Fed


Rabu, 19 Maret 2025 / 04:44 WIB
Wall Street Ditutup Turun Selasa (18/3), S&P 500 Anjlok 1% Jelang Keputusan The Fed
ILUSTRASI. Wall Street ditutup melemah pada Selasa (18/3), menghentikan reli dua hari sebelumnya.. REUTERS/Kylie Cooper


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada Selasa (18/3), menghentikan reli dua hari sebelumnya.

Investor cenderung berhati-hati menjelang keputusan kebijakan moneter The Fed sambil menilai dampak potensial dari kebijakan tarif Presiden Donald Trump.

Melansir Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 260,32 poin (0,62%) ke 41.581,31, S&P 500 melemah 60,46 poin (1,07%) ke 5.614,66, dan Nasdaq Composite anjlok 304,55 poin (1,71%) ke 17.504,12.

Baca Juga: Wall Street Melemah Jelang Pertemuan The Fed, Fokus Tertuju pada Efek Tarif Trump

The Fed dijadwalkan merilis pernyataan kebijakan terbarunya pada Rabu (19/3, di mana bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap. Selain itu, The Fed juga akan memperbarui ringkasan proyeksi ekonominya.

Pasar saat ini memperkirakan pemangkasan suku bunga sekitar 60 basis poin (bps) tahun ini. Namun, beberapa pejabat The Fed memperingatkan agar bank sentral tidak terburu-buru memangkas suku bunga.

Mereka menyatakan bahwa keputusan akan didasarkan pada data ekonomi terkait dampak tarif sebelum mengambil langkah lebih lanjut.

"Ada ketidakpastian besar terkait tarif—seberapa luas cakupannya, bagaimana dampaknya terhadap perekonomian, sejauh mana The Fed akan melonggarkan kebijakan, dan kondisi ekonomi secara keseluruhan," kata Tim Ghriskey, Senior Portfolio Strategist di Ingalls & Snyder, New York.

"Banyak kebingungan di luar sana. Ketika pasar tidak memiliki kepastian dan tidak ada peluang nyata bagi saham untuk naik, muncul ketakutan."

Kekhawatiran inflasi juga meningkat setelah harga impor AS secara tak terduga naik pada Februari akibat kenaikan biaya barang konsumsi.

Baca Juga: Wall Street Menguat Senin (17/3): Dow Naik 300 Poin, Data Ekonomi AS Jadi Sorotan

Sebelumnya, pasar saham AS menunjukkan tanda-tanda stabil setelah beberapa minggu mengalami penurunan tajam, yang mendorong S&P 500 dan Nasdaq turun lebih dari 10% dari level tertinggi mereka—memasuki zona koreksi. Dow Jones kini hanya berjarak sedikit lebih dari 2% dari level koreksi.

Saham-saham pertumbuhan menjadi yang paling terpukul. Indeks pertumbuhan S&P 500 sempat anjlok hingga 2,2% selama sesi perdagangan.

Sektor layanan komunikasi turun 2,14%, menjadi sektor dengan kinerja terburuk di antara 11 sektor utama S&P.

Faktor Geopolitik dan Saham Individu

Di sisi geopolitik, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump sepakat untuk mencari gencatan senjata terbatas selama 30 hari terhadap sasaran energi dan infrastruktur di Ukraina.

Gedung Putih menyatakan bahwa pembicaraan untuk mencapai rencana perdamaian yang lebih luas akan dimulai segera.

Dari saham individu, Alphabet (Google) turun 2,2% setelah mengumumkan akuisisi Wiz senilai sekitar $32 miliar, kesepakatan terbesar perusahaan dalam upaya memperkuat bisnis keamanan sibernya.

Baca Juga: IHSG Ambruk di Tengah Penguatan Bursa Asia, Berikut Faktor Pemicunya

Saham Nvidia melemah 3,35% setelah CEO Jensen Huang menyatakan bahwa perusahaan chip ini siap menghadapi perubahan industri kecerdasan buatan (AI), di mana bisnis mulai beralih dari pelatihan model AI ke menghasilkan jawaban yang lebih rinci.

Tesla mengalami penurunan tajam sebesar 5,34% setelah analis RBC memangkas target harga sahamnya dari US$320 menjadi US$120, dengan alasan berkurangnya ekspektasi terhadap harga teknologi self-driving dan pangsa pasar robotaxi. Saham Tesla kini telah turun hampir 45% sepanjang tahun ini.

Di tengah ketidakpastian, investor beralih ke aset safe haven. Harga emas mencapai rekor tertinggi setelah melampaui US$3.000 per ons troi untuk pertama kalinya pekan lalu.

Selanjutnya: Ekonom: Anjloknya IHSG karena Kebijakan Utang dan Struktur Ekonomi yang Rapuh

Menarik Dibaca: Promo Kopi Kulo Ramadhan Treats 11-24 Maret 2025, Bundle Spesial Mulai Rp 36.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×