Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks utama Wall Street ditutup lebih rendah pada hari Senin. Wall Street terjungkal gara-gara penurunan saham AI Nvidia yang membebani saham teknologi. Sementara investor menantikan laporan inflasi penting yang ditetapkan akhir minggu ini.
Senin (9/12), Dow Jones Industrial Average turun 240,59 poin atau 0,54% menjadi 44.401,93. Indeks S&P 500 turun 37,42 poin atau 0,61% menjadi 6.052,85. Nasdaq Composite turun 123,08 poin atau 0,62% menjadi 19.736,69.
Harga saham Nvidia turun 2,5% setelah regulator pasar China meluncurkan penyelidikan terhadap pembuat chip tersebut atas dugaan pelanggaran undang-undang antimonopoli. Penurunan harga saham Nvidia menyeret sektor teknologi informasi turun 0,45%.
Advanced Micro Devices turun 5,7% setelah BofA Global Research menurunkan peringkatnya pada saham tersebut. Alhasil, Philadelphia Semiconductor Index turun 0,87%.
"Pasar sedikit terkejut mengenai penyelidikan China (Nvidia) sebagai kemungkinan pelanggaran undang-undang antimonopoli. Jadi itu salah satu hal yang sedikit meredam pasar," kata Sam Stovall, kepala strategi investasi di CFRA Research di New York seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Wall Street Terkoreksi, Fokus Investor Tertuju pada Rilis Data Inflasi AS
Sembilan dari 11 sektor S&P 500 melemah, dipimpin oleh penurunan saham keuangan.
Harga saham Comcast merosot 9,5% setelah memperkirakan kerugian lebih dari 100.000 pelanggan pita lebar pada kuartal keempat. Penurunan harga saham Comcast menekan sektor layanan komunikasi sebesar 1,3%.
Harga saham Hershey melonjak 10,9% menyusul laporan media bahwa induk perusahaan Cadbury, Mondelez, sedang menjajaki akuisisi produsen cokelat tersebut. Harga saham Mondelez turun 2,3%.
Investor mengantisipasi data indeks harga konsumen (CPI) yang akan dirilis pada hari Rabu, bersama dengan indeks harga produsen (PPI) pada hari Kamis. Kedua data dirilis menjelang pertemuan Federal Reserve pada tanggal 17-18 Desember.
Taruhan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan mendatang melonjak hingga lebih dari 85% setelah data pada hari Jumat menunjukkan kenaikan tingkat pengangguran menjadi 4,2% pada bulan November. Data pengangguran mengindikasikan pasar tenaga kerja yang melambat.
Beberapa pejabat Fed, termasuk Ketua Jerome Powell, menekankan kehati-hatian mengenai pendekatan bank sentral untuk melonggarkan kebijakan moneter karena ketahanan ekonomi.
Baca Juga: IHSG Naik ke 7.437, Saham BBCA, ADRO, GOTO, BMRI Banyak Dikoleksi Asing, Senin (9/12)
Indeks utama Wall Street memulai Desember dengan catatan positif. Indeks acuan S&P 500 dan Nasdaq yang sarat teknologi keduanya naik pada minggu pertama periode 2-6 Desember. Sementara indeks Dow yang merupakan saham unggulan mengakhiri minggu sedikit lebih rendah.
Pada hari Senin, harga saham Workday naik 5,1% setelah S&P Dow Jones Indices mengatakan minggu lalu bahwa perusahaan tersebut akan ditambahkan ke indeks S&P 500.
Harga saham Interpublic Group naik 3,6% menyusul laporan bahwa raksasa pemasaran Omnicom tengah dalam pembicaraan lanjutan untuk mengakuisisi perusahaan periklanan tersebut. Saham Omnicom turun 10,3%.
Saham AS melonjak pada bulan November setelah Donald Trump memenangkan pemilihan presiden dan partainya mengamankan kendali atas kedua majelis Kongres. Kemenangan yang merata ini meningkatkan ekspektasi untuk agenda kebijakan yang lebih ramah bisnis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News