Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street menguat pada hari Rabu (20/9) karena imbal hasil US Treasury turun menjelang kemungkinan jeda pengetatan kebijakan The Fed. Meskipun, kekhawatiran akan suku bunga yang tetap lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama membuat sentimen investor tetap terjaga.
Melansir Reuters, pukul 9:38 waktu setempat, Dow Jones Industrial Average naik 105,32 poin atau 0,31% pada 34.623,05, S&P 500 naik 12,22 poin atau 0,27% pada 4.456,17, dan Nasdaq Composite naik 25,78 poin atau 0,19% pada 13.703,97.
Baca Juga: Wall St Dibuka Rebound Rabu (20/9), Yield Obligasi Turun dan Jelang Keputusan The Fed
Bank sentral Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga utamanya di kisaran 5,25%-5,50%. Dengan investor fokus pada proyeksi ekonomi The Fed dan komentar Ketua Jerome Powell untuk mendapatkan petunjuk tentang prospek suku bunga dan inflasi.
Data ekonomi baru-baru ini telah mengisyaratkan pelonggaran dalam inflasi inti, memicu spekulasi bahwa suku bunga dapat mencapai puncaknya.
Tetapi lonjakan harga minyak telah mengaburkan prospek inflasi utama, memberikan ruang bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama.
Namun, harga minyak turun pada hari Rabu di tengah kurangnya kejelasan tentang permintaan energi, sementara imbal hasil Treasury turun dari level tertinggi tahun 2007 yang dicapai pada sesi sebelumnya.
Ketidakpastian seputar lintasan suku bunga dan kekhawatiran atas kondisi ekonomi AS telah memicu aksi jual pada hari Selasa.
Baca Juga: Jelang Pengumuman Suku Bunga, Harga Minyak Turun Lebih dari 1%
"Mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama, di atas 5%, hingga tahun 2024 tidak selalu menjadi ekspektasi dan hal ini memberikan tekanan pada ekuitas. Ekspektasi hari ini adalah jeda hawkish," kata Keith Buchanan, manajer portofolio di GLOBALT Investments.
Pasar keuangan telah memperhitungkan peluang 99% bahwa The Fed akan menghentikan suku bunga pada hari Rabu dan kemungkinan hampir 71% bahwa bank sentral akan mempertahankannya tidak berubah pada bulan November, menurut CME's FedWatch tool.
Para investor juga menantikan debut perusahaan otomasi pemasaran Klaviyo di Bursa Efek New York, dalam ujian besar ketiga bagi pasar untuk isu-isu baru setelah pencatatan saham Arm Holdings dan Instacart yang berjalan mulus.
Perusahaan yang berbasis di Boston ini telah mendapatkan valuasi US$9,2 miliar dalam penawaran umum perdananya, setelah menetapkan harga saham di atas kisaran yang ditentukan.
Baca Juga: Wall Street Melemah, Investor Berhati-hati Menjelang Keputusan The Fed
Saham Instacart kehilangan 5,0%, dan berada di jalur untuk bergabung dengan pendatang baru lainnya yang gagal mempertahankan keuntungan kuat mereka pada debutnya. Arm Holdings turun 0,9%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News