Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street kembali melemah dan indeks S&P 500 pun mengakhiri kenaikan terpanjangnya dalam 20 tahun karena investor menilai pengumuman tarif terbaru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang dilakukan jelang rapat Federal Reserve yang digelar akhir pekan ini.
Senin (5/5), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 98,60 poin, atau 0,24% menjadi 41.218,83, indeks S&P 500 melemah 36,29 poin atau 0,64% ke 5.650,38 dan indeks Nasdaq Composite melemah 133,49 poin atau 0,74% menjadi 17.844,24.
Indeks Dow juga mengakhiri sembilan sesi kenaikan beruntun, yang terpanjang sejak Desember 2023.
Sektor Energi ditutu anjlok 2% dan menjadi sektor dengan kinerja terburuk dari 11 sektor pada indeks utama S&P. Itu terjadi setelah OPEC+ memutuskan untuk mempercepat kenaikan produksinya, yang menyebabkan kekhawatiran tentang lebih banyak pasokan karena permintaan masih tidak pasti.
Sentimen utama yang menekan pasar saham AS datang usai Trump mengumumkan tarif 100% pada film yang diproduksi di luar AS, tetapi tidak memberikan rincian tentang bagaimana pungutan tersebut akan dilaksanakan.
Baca Juga: Wall Street Naik Jumat (2/5), Pasar Ceria Sambut Sinyal Damai Tarif dan Data Jobs Oke
Saham telah bergejolak sejak Trump mengumumkan putaran tarif pertamanya pada tanggal 2 April, dengan indeks S&P 500 awalnya turun hampir 15%, hanya untuk stabil dan naik selama sembilan sesi terakhir berturut-turut hingga hari Jumat, rekor terpanjang sejak tahun 2004.
Pada hari Senin, Menteri Keuangan Scott Bessent mengatakan, agenda tarif, pemotongan pajak, dan deregulasi Trump akan bekerja sama untuk mendorong investasi jangka panjang ke AS, menambahkan pasar dapat mengatasi turbulensi jangka pendek apa pun.
"Sembilan hari naik di S&P 500 sulit dipertahankan," kata Art Hogan, kepala strategi pasar di B Riley Wealth di Boston.
"Kami mulai memperhitungkan kemungkinan kesepakatan diumumkan, tetapi kami kehabisan waktu untuk itu karena setiap minggu berlalu tanpa kami mulai membuat kesepakatan, kami menimbulkan kerugian ekonomi."
Beberapa saham produksi film dan televisi turun tajam tepat setelah pengumuman Trump, tetapi kemudian memangkas kerugian.
Saham Netflix turun 1,9% untuk mengakhiri 11 sesi kenaikan beruntun. Sementara, saham Amazon.com melemah 1,9% dan Paramount Global turun 1,6%.
Saham Kelas B Berkshire Hathaway anjlok 5,1% usai pengumuman Warren Buffett yang akan mengundurkan diri sebagai CEO perusahaan konglomerat tersebut.
Di sisi ekonomi, survei Institute for Supply Management menunjukkan sektor jasa mengalami peningkatan pertumbuhan pada bulan April, sementara ukuran harga yang dibayarkan oleh bisnis untuk bahan dan jasa melesat ke level tertinggi dalam lebih dari dua tahun, yang menunjukkan tarif menyebabkan tekanan inflasi meningkat.
Baca Juga: IHSG Menguat 6 Hari Beruntun, Ini Saham-Saham Penyokong Bursa
Investor akan mencermati pengumuman kebijakan Fed pada hari Rabu, di mana bank sentral sebagian besar diharapkan untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah. Komentar dari Ketua Fed Jerome Powell akan diteliti untuk mengetahui tanda-tanda kapan Fed akan menyesuaikan kebijakan moneter.
Pasar memperkirakan sekitar 75 basis poin pemotongan suku bunga oleh Fed untuk tahun 2025, dengan pelonggaran pertama setidaknya 25 basis poin kemungkinan terjadi pada pertemuan bank sentral bulan Juli, menurut data LSEG.
Investor juga khawatir tentang bagaimana tarif dapat memengaruhi profitabilitas perusahaan. Saham Tyson Foods anjlok 7,7% setelah perusahaan pengepakan daging itu gagal memenuhi ekspektasi pendapatan kuartalan.
Namun, saham Skechers berhasil melonjak 24,3% setelah pembuat alas kaki itu setuju untuk diambil alih oleh 3G Capital dalam kesepakatan senilai US$ 9,4 miliar.
Selanjutnya: Harga BBM Turun Mulai 1 Mei 2025, Cek Perbandingan Pertamax, Shell, BP AKR & VIVO
Menarik Dibaca: Harga iPhone 13 Terbaru Mei 2025, Wajib Cek Fiturnya Sebelum Beli
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News