Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street Kembali ditutup bervariasi dengan dua dari tiga indeks utama melemah. Di mana, saham Nvidia menguat dan Microsoft turun, sementara imbal hasil Treasury turun sehari setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana tarif timbal balik tetapi tidak memberlakukan yang baru.
Jumat (14/2), indeks S&P 500 ditutup melemah tipis 0,01% ke 6.114,63, indeks Nasdaq Composite menguat 0,41% menjadi 20.026,77 dan indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,37% ke 44.546,08.
Dari 11 sektor pada indeks S&P 500, tujuh mengalami penurunan, dipimpin oleh sektor barang kebutuhan pokok konsumen yang turun 1,16%. Diikuti oleh penurunan 1,11% pada sektor perawatan kesehatan.
Dengan posisi tersebut, ketiga indeks utama mengalami penguatan di pekan ini. Selama seminggu, S&P 500 naik 1,5%, sementara Nasdaq naik 2,6% dan Dow naik 0,5%.
Baca Juga: Wall Street Cenderung Datar Jumat (14/2), Pasar Menanti Kejelasan Tarif AS
Pasar saham AS mendapat sentimen dari imbal hasil dari obligasi pemerintah AS (US Treasury) yang merosot untuk hari kedua berturut-turut setelah data menunjukkan penjualan ritel AS turun lebih dari yang diharapkan pada bulan Januari, turun 0,9% di bulan lalu setelah kenaikan 0,7% yang direvisi naik pada bulan Desember.
Imbal hasil US Treasury tenor acuan 10 tahun turun sekitar 7 basis poin, terakhir di 4,44%.
Pada sesi ini, indeks Nasdaq 100, yang terdiri dari perusahaan-perusahaan paling berharga di bursa Nasdaq, naik 0,4% dan mencapai rekor penutupan tertinggi.
Nvidia naik 2,6%, sementara Apple juga naik 1,3%. Sedangkan saham Microsoft turun 0,5% dan Amazon melemah 0,7%.
Trump menugaskan tim ekonominya pada hari Kamis (13/2) untuk menyusun rencana tarif timbal balik pada setiap negara yang mengenakan pajak impor AS, meskipun arahan tersebut tidak termasuk mengenakan tarif baru.
Howard Lutnick, pilihan Trump untuk menteri perdagangan, mengatakan pemerintah akan menangani negara-negara yang terkena dampak secara individual dan mengatakan kajian tentang masalah tersebut akan selesai pada tanggal 1 April.
Pemberlakuan tarif impor baja dan aluminium, kenaikan harga konsumen yang lebih besar dari perkiraan pada bulan Januari, dan komentar agresif dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell menambah volatilitas pasar minggu ini.
"Saat ini semuanya tentang Trump. Semua hal lainnya hanya omong kosong," kata Dennis Dick, seorang pedagang di Triple D Trading di Ontario, Kanada. "Yang menjadi fokus semua orang adalah, 'Apa yang akan dilakukan Trump selanjutnya, dan ke mana arah perang tarifnya?'"
Baca Juga: IHSG Menguat, Intip Saham-Saham yang Banyak Diborong Asing pada Akhir Pekan Ini
Saham mendapat dorongan di awal minggu ini setelah data menunjukkan harga produsen AS meningkat pada bulan Januari, sementara elemen utama dalam indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi inti, ukuran yang dipantau ketat oleh Fed, tidak berbahaya atau lebih rendah.
Para pedagang memperkirakan setidaknya satu kali penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada akhir tahun, dengan peluang sekitar 50% untuk penurunan tambahan, menurut data LSEG.
Pada sesi ini, saham Airbnb melonjak 14% setelah perusahaan persewaan rumah liburan itu membukukan pendapatan kuartalan yang lebih tinggi.
Di sisi lain, saham DaVita turun 11% setelah perusahaan dialisis itu memproyeksikan laba tahunan di bawah perkiraan. Berkshire Hathaway milik Warren Buffett juga menjual sebagian sahamnya di perusahaan itu.
Saham Applied Materials pun turun 8% setelah pembuat peralatan pembuat chip itu memperkirakan pendapatan kuartal kedua di bawah perkiraan.
Selanjutnya: Kapan Puasa Ramadan 2025 NU Dimulai? Ini Jadwalnya
Menarik Dibaca: Gift Code Ojol The Game 15 Februari 2025 Paling Baru dari Codexplore
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News