Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID. Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan Senin (16/6), didorong oleh penurunan harga minyak meski ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran masih berlanjut.
Fokus investor kini tertuju pada hasil rapat kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) pekan ini.
Baca Juga: Investor Serbu Safe Haven dan Minyak, Wall Street Jatuh di Tengah Konflik Israel-Iran
Melansir Reuters, Indeks Dow Jones Industrial Average naik 102,3 poin atau 0,24% ke level 42.300,13. Indeks S&P 500 menguat 27 poin atau 0,45% ke posisi 6.004, sedangkan Nasdaq Composite melonjak 143,9 poin atau 0,74% ke 19.550,75.
Sebelumnya, ketiga indeks utama Wall Street sempat terkoreksi lebih dari 1% pada Jumat lalu, seiring lonjakan harga minyak hingga 7% setelah terjadinya saling serang udara antara Israel dan Iran.
Hal ini memicu kekhawatiran pasar akan potensi gangguan pasokan minyak dari kawasan Timur Tengah.
Namun, sentimen pasar mulai membaik setelah harga minyak mentah melemah dari level tertingginya sejak Januari.
Baca Juga: Konflik Iran-Israel Meningkat, Harga Minyak Dunia Makin Bergejolak
Pasalnya, fasilitas produksi dan ekspor minyak dilaporkan tetap aman meski terjadi eskalasi militer.
“Serangan masih terjadi, tetapi pasar minyak dan jalur pelayaran belum terganggu. Pasar saat ini cenderung merespons secara tenang setelah kejutan besar pada Jumat lalu,” ujar David Miller, Chief Investment Officer Catalyst Funds.
Kondisi geopolitik ini turut menjadi perhatian dalam pertemuan tahunan para pemimpin negara G7 yang dimulai hari ini.
Meski Presiden AS Donald Trump mengungkapkan harapan akan tercapainya kesepakatan damai, belum ada tanda-tanda konflik mereda di hari keempat perang.
Dari sisi kebijakan moneter, perhatian pasar tertuju pada keputusan The Fed yang akan diumumkan Rabu (18/6) waktu setempat.
Pelaku pasar secara luas memperkirakan bank sentral AS akan mempertahankan suku bunga acuan tetap.
Baca Juga: Ini 9 Negara Pemilik Senjata Nuklir di Tahun 2025, Tak Ada Nama Iran
Namun, investor akan mencermati pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell serta proyeksi terbaru bank sentral terkait arah kebijakan suku bunga dan kondisi ekonomi.
Harapannya, The Fed memberi sinyal lebih jelas mengenai peluang pemangkasan suku bunga tahun ini.
Menurut alat CME FedWatch, pelaku pasar saat ini memperkirakan peluang sebesar 56% untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada September, dengan total penurunan sekitar 47 basis poin hingga akhir 2025.
Sejumlah data ekonomi penting juga akan dirilis pekan ini, termasuk data penjualan ritel bulanan, harga impor, dan klaim pengangguran mingguan.
Selanjutnya: Menuju Obi, Kapal Berhenti di Tengah Laut Sampai Ada Lampu Terang Saling Bersahut
Menarik Dibaca: Ini Cara Lunasi Cicilan Pinjaman Rp 10 Juta Setiap Bulanan dan Biaya Tersembunyi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News