kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.678.000   -23.000   -1,35%
  • USD/IDR 16.265   95,00   0,58%
  • IDX 6.638   24,89   0,38%
  • KOMPAS100 989   6,52   0,66%
  • LQ45 772   2,68   0,35%
  • ISSI 204   1,51   0,74%
  • IDX30 401   1,74   0,43%
  • IDXHIDIV20 484   3,14   0,65%
  • IDX80 112   0,84   0,75%
  • IDXV30 118   1,00   0,85%
  • IDXQ30 132   0,57   0,44%

Wall Street Dibuka Datar Jumat (14/2), Investor Menanti Kepastian Tarif Impor


Jumat, 14 Februari 2025 / 22:00 WIB
Wall Street Dibuka Datar Jumat (14/2), Investor Menanti Kepastian Tarif Impor
ILUSTRASI. A trader works at the New York Stock Exchange (NYSE) next to a U.S. flag, after Republican Donald Trump won the U.S. presidential election, in New York City, U.S., November 6, 2024. REUTERS/Andrew Kelly


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Wall Street dibuka datar pada Jumat (14/2) karena investor menunggu kejelasan lebih lanjut terkait rencana tarif balasan Presiden AS Donald Trump.

Setelah mengalami penguatan dalam beberapa sesi terakhir, tiga indeks utama masih berada di jalur untuk mencatatkan kenaikan mingguan.

Pada pembukaan perdagangan, Dow Jones Industrial Average naik 9,6 poin atau 0,02% ke 44.720,99.

Baca Juga: Wall Street Menguat Pasca Trump Umumkan Rencana Tarif Timbal Balik

Sementara itu, S&P 500 turun 0,5 poin atau 0,01% ke 6.115,52, dan Nasdaq Composite menguat 11,2 poin atau 0,06% ke 19.956,82.

Trump telah menginstruksikan tim ekonominya pada Kamis (13/2) untuk menyusun skema tarif balasan terhadap negara-negara yang mengenakan pajak atas impor AS.

Namun, arahan tersebut belum mengarah pada pemberlakuan tarif baru.

Howard Lutnick, calon Menteri Perdagangan pilihan Trump menyatakan bahwa pemerintah akan mengevaluasi dampak tarif ini terhadap masing-masing negara, dengan studi yang ditargetkan selesai pada 1 April.

Baca Juga: Wall Street Naik, Investor Mencerna Rilis Data Inflasi Produsen

Pasar Mulai Melihat Tarif Sebagai Alat Negosiasi

"Berita tentang tarif sempat memicu volatilitas sekitar dua minggu lalu, tetapi saat ini pasar tampaknya mulai mengabaikannya," kata Larry Tentarelli, Kepala Strategi Teknis dan Pendiri Blue Chip Daily Trend Report.

Menurutnya, pelaku pasar melihat tarif ini lebih sebagai alat negosiasi daripada kebijakan yang akan benar-benar berdampak besar.

Dalam sepekan terakhir, volatilitas di pasar meningkat akibat kombinasi beberapa faktor, termasuk: pengenaan tarif impor baja dan aluminium, kenaikan inflasi konsumen AS di Januari melebihi ekspektasi, dan komentar hawkish dari Ketua The Fed Jerome Powell

Meskipun demikian, tiga indeks utama masih mencatat kenaikan mingguan yang solid. Bahkan, S&P 500 saat ini hanya sekitar 0,2% dari level tertinggi sepanjang masa yang dicapai tiga minggu lalu.

Pada perdagangan Kamis, S&P 500 ditutup naik sekitar 1%, didukung oleh kenaikan saham Nvidia, Apple, dan Tesla.

Baca Juga: Pemerintah AS Berniat Patok Tarif yang Sama Bagi Negara yang Memasang Tarif di AS

Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Masih Kuat

Saham-saham juga terdorong oleh data yang menunjukkan harga produsen AS naik di Januari.

Sementara elemen utama dalam indeks Personal Consumption Expenditures (PCE), indikator inflasi yang diawasi ketat oleh The Fed, tetap stabil atau lebih rendah.

Saat ini, peluang pemangkasan suku bunga 25 basis poin oleh The Fed sebelum akhir tahun telah sepenuhnya diperhitungkan oleh pasar.

Bahkan, menurut data dari LSEG, kemungkinan adanya tambahan pemangkasan suku bunga mencapai 50%.

Selanjutnya: OJK Siapkan Aturan ETF Berbasis Aset Digital, Begini Respons Bos Indodax

Menarik Dibaca: KAI Luncurkan KA Perintis Cut Meutia di Aceh, Tarif Rp 2.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×