kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall St Tergelincir Selasa (30/1), Dipicu Rilis Pendapatan Beragam dan Data Pekerjaan


Selasa, 30 Januari 2024 / 23:07 WIB
Wall St Tergelincir Selasa (30/1), Dipicu Rilis Pendapatan Beragam dan Data Pekerjaan
ILUSTRASI. Traders work on the floor at the New York Stock Exchange (NYSE) in New York City, U.S., January 19, 2024. REUTERS/Brendan McDermid


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Wall Street tergelincir pada hari Selasa (30/1), menyusul laporan pendapatan yang beragam dari United Parcel Service dan General Motors.

Serta data pasar tenaga kerja yang kuat, mengurangi ekspektasi untuk dimulainya penurunan suku bunga lebih awal.

Melansir Reuters, pada pukul 10:07 pagi waktu setempat, Dow Jones Industrial Average turun 16,99 poin atau 0,04% pada 38.316,46, S&P 500 turun 4,00 poin atau 0,08% pada 4.923,93, dan Nasdaq Composite turun 37,20 poin atau 0,24 % pada 15.590,85.

Baca Juga: Wall Street Melemah, Fokus Investor Beralih ke Rilis Data Pekerjaan AS

Saham United Parcel Service merosot 8,1%, setelah raksasa pengiriman paket itu memperkirakan pendapatan tahunan di bawah perkiraan.

Perusahaan juga mengatakan akan memangkas 12.000 pekerjaan dan menjajaki opsi strategis untuk bisnis perantara pengangkutan muatan truk.

Alhasi menyeret indeks Dow Jones Transport Average turun 1,5% ke level terendah satu minggu.

Di sisi lain, saham General Motors melonjak 7,1% setelah perusahaan otomotif tersebut memperkirakan pendapatan yang optimistis untuk tahun 2024 dan mengisyaratkan lebih banyak pengembalian modal kepada pemegang saham. Saham Ford Motor juga naik 1,3%.

Baca Juga: Wall Street Ditutup Naik Jelang Pertemuan The Fed dan Laporan Kinerja Perusahaan

Sementara itu, laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan lowongan pekerjaan pada bulan Desember naik 9,026 juta di atas ekspektasi 8,75 juta. 

Fokus pasar akan tertuju pada pertemuan kebijakan dua hari The Fed, dimulai pada hari ini.

Investor sedang menunggu keputusan kebijakan bank sentral dan petunjuk kapan bank sentral dapat mulai mengurangi biaya pinjaman.

The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan utama tidak berubah pada 5,25% hingga 5,50%.

“Salah satu alasan kita membicarakan penurunan suku bunga adalah jika inflasi kembali turun, maka mempertahankan suku bunga terlalu tinggi dapat menyebabkan resesi,” kata Chris Zaccarelli, kepala investasi, Independent Advisor Alliance.

“Satu-satunya cara agar mereka bisa mencapai soft landing adalah jika mereka memangkas suku bunga secukupnya untuk mencegah melonjaknya tingkat pengangguran.”

Baca Juga: Wall Street Perkasa, S&P 500 Kembali Cetak Level Penutupan Tertinggi

Meskipun harapan besar untuk mendekati penurunan suku bunga telah mendukung kenaikan tajam saham-saham megacaps, pendapatan perusahaan triwulanan akan menjadi kunci dalam merasionalisasi valuasi saham-saham momentum setelah Tesla dan Intel mengecewakan investor dengan perkiraan suram minggu lalu.

Saham Microsoft naik 0,1% dan Alphabet turun 0,6% menjelang laporan pendapatan setelah penutupan pasar.

Meskipun dampak AI generatif diperkirakan akan mengarahkan pertumbuhan pendapatan terbaik dalam hampir dua tahun bagi Microsoft, dampaknya kemungkinan tidak akan terasa bagi bisnis periklanan Alphabet.

Kenaikan saham-saham megacaps dan chip baru-baru ini telah membantu indeks acuan S&P 500 mencatat beberapa rekor baru, termasuk rekor intraday lainnya sebesar 4.929,31 poin pada hari Senin, menyusul reli dua digit yang terlihat dalam dua bulan terakhir tahun 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×