kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.774   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Wall St (24/9): S&P 500 dan Nasdaq Turun Setelah Rilis Indeks Kepercayaan Konsumen AS


Selasa, 24 September 2024 / 22:26 WIB
Wall St (24/9): S&P 500 dan Nasdaq Turun Setelah Rilis Indeks Kepercayaan Konsumen AS
ILUSTRASI. Wall Street. REUTERS/Brendan McDermid


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Indeks acuan S&P 500 dan Nasdaq melemah pada hari Selasa (24/9), setelah investor mencerna laporan kepercayaan konsumen yang lemah serta menimbang langkah kebijakan selanjutnya dari The Fed.

Sementara saham perusahaan pertambangan menguat setelah China mengumumkan paket stimulus ekonomi besar-besaran.

Melansir Reuters, pukul 10:16 pagi waktu setempat, Dow Jones Industrial Average naik 6,17 poin atau 0,02% menjadi 42.133,64.

Sedangkan S&P 500 turun 9,20 poin atau 0,17% menjadi 5.708,95, dan Nasdaq Composite turun 38,86 poin atau 0,22% menjadi 17.935,41.

Baca Juga: Wall Street Dibuka Lebih Tinggi Selasa (24/9), Stimulus China Dorong Saham Komoditas

Indeks Russell 2000, yang melacak saham berkapitalisasi kecil, naik 0,3%.

Dari 11 sektor dalam indeks S&P 500, tujuh sektor bergerak turun, meskipun saham material mencatatkan kinerja terbaik dengan kenaikan sebesar 1,1%.

Sebagai informasi, laporan Conference Board menunjukkan, indeks kepercayaan konsumen untuk bulan September berada di angka 98,7.

Dengan kata lain lebih rendah dari perkiraan ekonom sebesar 104 yang disurvei oleh Reuters. Indeks ini direvisi menjadi 105,6 untuk bulan sebelumnya.

Saham-saham perusahaan teknologi besar yang sensitif terhadap suku bunga, seperti Amazon.com, Meta, dan Microsoft, masing-masing turun lebih dari 1% setelah data tersebut, meskipun imbal hasil obligasi jangka pendek tetap stabil.

Baca Juga: US Consumer Confidence Ebbs in September on Labor Market Fears

Meskipun begitu, indeks acuan S&P 500 dan Dow Jones tetap mendekati rekor tertinggi karena data sebelumnya dalam minggu ini menunjukkan ekonomi yang kuat secara keseluruhan, dan beberapa pembuat kebijakan mendukung pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut dari The Fed.

Namun, Gubernur Federal Reserve Michelle Bowman memperingatkan bahwa sejumlah indikator utama inflasi tetap "jauh di atas" target 2% The Fed, sehingga diperlukan kehati-hatian dalam memotong suku bunga lebih lanjut.

Pasar memperkirakan keputusan suku bunga The Fed pada bulan November masih belum pasti, dengan peluang yang seimbang antara pemotongan 50 bps atau 25 bps, menurut FedWatch Tool dari CME Group.

"Antara sekarang dan waktu pertemuan The Fed, kita akan melihat beberapa laporan pekerjaan. Mereka mengatakan bahwa tingkat pengangguran yang akan menentukan keputusan pemotongan suku bunga. Soft landing adalah ketika tingkat pengangguran tidak melonjak drastis," kata Kim Forrest, Chief Investment Officer di Bokeh Capital Partners.

Baca Juga: Wall Street Menguat Setelah Pembuat Kebijakan The Fed Dukung Pemangkasan Suku Bunga

Di akhir pekan ini, investor akan mencermati data klaim pengangguran mingguan dan data pengeluaran konsumsi pribadi.

Sementara itu, harga logam mengalami kenaikan setelah ekonomi terbesar kedua dunia, China, mengumumkan stimulus terbesar sejak pandemi untuk mengatasi masalah deflasi.

Saham perusahaan tambang tembaga dan litium seperti Freeport-McMoRan naik 5,9%, Southern Copper melonjak 7,1%, Albemarle naik 4,2%, dan Arcadium bertambah 5,8%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×