Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Rupiah terkapar di awal pekan. Kisruh di Prancis menguntungkan posisi USD dan menenggelamkan nilai mata uang Garuda.
Di pasar spot, Senin (16/11) valuasi rupiah tertekan 0,47% di level Rp 13.749 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Sejalan, di kurs tengah Bank Indonesia nilai rupiah sudah menyusut 0,72% di level Rp 13.732 per dollar AS.
Ariston Tjendra, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menjabarkan pelemahan yang terjadi pada rupiah dipicu oleh aksi teror yang membayangi Prancis sejak Jumat (13/11). Keadaan semakin diperburuk dengan aksi serangan udara balasan dari Prancis ke pusat ISIS di Raqqa, Suriah.
“Pelaku pasar pun memilih mengamankan dananya di aset safe haven seperti USD,” kata Ariston. Maka tidak heran indeks USD pun terangkat 0,08% atau kembali ke level 99,08. Ini menekan pergerakan mata uang lainnya yang berlawanan dengan rupiah.
Hal ini menghapus harapan peluang rupiah menguat di perdagangan hari ini akibat sajian data transaksi berjalan Indonesia Oktober 2015 di akhir pekan lalu yang positif. “Posisi USD memang masih di atas angin dan rupiah belum mampu unggul,” imbuh Ariston.
Di luar itu, pada akhir pekan lalu, sajian data Amerika Serikat memang cukup positif. Sebut saja data penjualan ritel inti Oktober 2015 yang naik dari sebelumnya minus 0,4% menjadi 0,2%. Lalu PPI Oktober 2015 juga membaik ke level minus 0,4% dari sebelumnya minus 0,5%.
Belum lagi penjualan ritel Oktober 2015 yang tumbuh 0,1% dari sebelumnya 0,0%. Serta terakhir Prelim UoM Consumer Sentiment Oktober 2015 yang melesat signifikan dari 90,0 ke level 93,1.
Sedangkan dari dalam negeri memang masih minim sentimen pendukung. Pasar pun sedang berantisipasi sebelum rapat dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) yang dijadwalkan Selasa (17/11) esok. Memang diduga BI masih akan tetap mempertahankan suku bunganya di level 7,5%.
“Diprediksi belum akan ada perubahan kebijakan suku bunga yang akan diambil Bank Indonesia,” tutur Ariston.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News