Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
Kenaikan ini sebagian dikarenakan oleh peningkatan penjualan dan produksi, selain karena dampak signifikan tarif royalti yang baru, yang berlaku seiring implementasi izin usaha pertambangan khusus sebagai kelanjutan operasi kontrak/perjanjian (IUPK-KOP).
Setelah Adaro Indonesia mendapatkan IUPK-KOP pada bulan September 2022, mulai 1 Januari 2023 Adaro Indonesia menerapkan ketentuan perpajakan dan PNBP sesuai peraturan yang berlaku.
Beban usaha pada kuartal pertama 2023 juga naik 68% YoY menjadi US$ 112 juta dari sebelumnya US$ 67 juta pada triwulan pertama 2022. Kenaikan beban usaha ini terutama karena kenaikan komisi penjualan, biaya karyawan, biaya profesional, dan penyisihan untuk biaya pemerintah. Kenaikan beban penjualan sejalan dengan kenaikan volume penjualan.
Sebelumnya, pria yang akrab disapa Boy Thohir ini mengatakan, harga batubara memang tidak bisa diprediksi. Proyeksi dia, harga batubara tahun ini tidak sebagus tahun lalu. Namun, manajemen sudah berfokus pada efisiensi bahkan sejak 2,5 tahun lalu saat pandemic Covid-19 mulai merebak.
Salah satu aspek yang diefisiensikan adalah kontraktor. Sebab, kontraktor menjadi salah satu penyumbang biaya (cost) terbesar.
“Prediksi saya tidak sebagus tahun lalu, tetapi kami terus melakukan efisiensi-efisiensi sehingga profitabilitas kami masih sangat menarik. Kami juga sangat kompetitif,” kata Boy.
Adapun ADRO menetapkan target penjualan batubara tahun ini di angka 62 juta ton sampai 64 juta ton. Target ini terdiri dari batubara termal sebanyak 58 juta ton hingga 60 juta ton dan penjualan batubara kokas dari ADMR sebanyak 3,8 juta ton hingga 4,3 juta ton. Angka ini tidak termasuk target tambang Kestrel yang ditetapkan 6 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News