Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
Fahmi menjelaskan, indikator SOPR (Spent Output Profit Ratio) untuk short term holder yang mengalami penurunan di bawah 1 menunjukkan aksi jual yang terjadi akhir-akhir ini banyak didominasi aksi jual rugi oleh investor yang belum lama ini melakukan pembelian Bitcoin.
“Sebaliknya, para long term holder terlihat lebih stabil mempertahankan posisi mereka tanpa aksi jual yang signifikan. Hal ini mengindikasikan kondisi fundamental pasar kripto yang cukup solid meskipun volatilitas meningkat,” sebut dia.
Fahmi menambahkan, kembali meningkatnya aliran dana masuk neto ETF Bitcoin spot juga menjadi indikator pulihnya kepercayaan diri para investor khususnya investor institusional.
Baca Juga: Bitcoin Bukan Satu-satunya! Trump Tambah ETH, XRP, SOL, dan ADA ke Cadangan Kripto AS
Sejak 10 Februari hingga 4 Maret, ETF Bitcoin spot terpantau hanya membukukan netflow positif sebanyak dua kali yakni pada 28 dan 14 Februari lalu, mengacu data Coinglass dan The Block.
Namun, dengan masih kuatnya fundamental pasar kripto saat ini, investor dapat terus menyesuaikan rencana investasi atau trading nya sesuai tujuan finansial masing-masing.
‘’Bagi investor yang cenderung mengutamakan fundamental suatu aset, dapat berinvestasi di aset kripto yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar. Misalnya di fitur Packs di Reku, investor bisa berinvestasi pada berbagai crypto blue chip dalam sekali swipe untuk memudahkan diversifikasi,’’ tutur Fyqieh.
Adapun bagi investor yang ingin mengoptimalkan kondisi pasar di saat harga naik maupun turun, dapat memanfaatkan fitur Futures yang memungkinkan traders memproyeksi harga melalui Long atau Short dengan leverage atau penambahan modal sebanyak 25 kali.
Selanjutnya: OJK Cabut Izin WAPERD Rufizul Manfiah atas Pelanggaran di Pasar Modal
Menarik Dibaca: Cara Mudah Transfer Uang di Indomaret dan Syarat yang Harus Dilakukan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News