kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Virus corona masih akan menyengat IHSG perdagangan, Selasa (28/1)


Selasa, 28 Januari 2020 / 08:45 WIB
Virus corona masih akan menyengat IHSG perdagangan, Selasa (28/1)
ILUSTRASI. Karyawan melewati monitor pergerakan angka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Plaza Bank Mandiri, Jakarta, Jumat (24/1/2020). IHSG ditutup melemah 0,08 persen atau 5,10 poin ke level 6.244,11. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/ama.


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih diselimuti sentimen negatif pada perdagangan Selasa (28/1). Isu virus corona masih menjadi perhatian pelaku pasar atas kekhawatiran tentang dampak ekonomi.

“Dampak ekonomi dari penyebaran virus corona di China menjadi salah satu penyebab terkoreksinya saham AS pada hari Senin. Jatuh pasar saham utama dunia ini diperkirakan kembali berefek negatif bagi perdagangan saham di BEI yang berpotensi mendorong IHSG kembali melemah,” prediksi analis PT Valbury Sekuritas Indonesia Suryo N.

Baca Juga: Virus corona menumbangkan Wall Street

Berikut sentimen pasar yang mempengaruhi perdagangan hari ini:

- Sentimen pasar dari dalam negeri

Pemerintah memastikan perusahaan asing dalam industri asuransi dalam aturan revisi yakni perusahaan asuransi dengan kepemilikan asing lebih dari 80% pada saat peraturan pemerintah tersebut berlaku dikecualikan dari batasan kepemilikan.

Penjelasan tersebut tertuang dalam revisi Peraturan Pemerintah Nomor 14/2018 tentang Kepemilikan Asing pada Perusahaan Perasuransian dari sebelumnya pada merevisi dari Peraturan Pemerintah Nomor 3/2020. Tetapi perusahaan asuransi tersebut diizinkan menambah modal disetor tanpa batasan persentase. 

Pemerintah menambahkan ayat 2A pasal 6, di mana perusahaan asuransi yang hendak menambah modal tidak memperoleh mitra lokal, modal disetor harus dilakukan melalui penawaran umum perdana saham di Indonesia.

Baca Juga: Virus corona bisa menghantam tiga sektor, apa saja?

Pemerintah mencabut aturan 20% lewat pasar modal ataupun wajib serap mitra lokal ini, sehingga asing dapat menambah modal sesuai porsi kepemilikan.

Lembaga pemeringkat Fitch Ratings (Fitch) mengafirmasi peringkat sovereign credit rating Indonesia pada level BBB/outlook stabil (Investment Grade) pada 24 Januari 2020. Afirmasi rating Indonesia pada level BBB dengan outlook stabil merupakan bentuk pengakuan Fitch atas kondisi perekonomian Indonesia yang berdaya tahan di tengah dinamika perekonomian global, didukung sinergi bauran kebijakan yang kuat antara Bank Indonesia dan Pemerintah.

Menurut pandangan Fitch, beberapa faktor kunci yang mendukung afirmasi rating tersebut adalah prospek pertumbuhan ekonomi jangka menengah yang baik dan beban utang pemerintah yang relatif rendah dibandingkan negara peers dengan rating yang sama.

Pada sisi lain, Fitch menggarisbawahi tantangan yang masih dihadapi yaitu masih tingginya ketergantungan terhadap sumber pembiayaan eksternal, penerimaan pemerintah yang rendah, serta indikator struktural seperti tata kelola dan PDB per kapita yang masih tertinggal.

Baca Juga: Proyeksi IHSG: Ada Potensi Rebound Usai Dilanda Panic Selling

- Sentimen pasar dari luar negeri :

Komisi Kesehatan Nasional China mengonfirmasikan 2.744 kasus penularan di China daratan dan jumlah kematian yang bertambah menjadi 80 korban jiwa. Laporan tentang bertambahnya korban jiwa akibat wabah virus corona berjenis baru ikut menjadi salah satu perhatian investor.

Pemerintah China pun memperpanjang periode liburan Tahun Baru Imlek di tengah laporan mengenai penyebaran infeksi yang semakin intensif dengan gelombang kasus baru bermunculan di seluruh dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×