kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.517.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.005   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.259   -66,16   -0,90%
  • KOMPAS100 1.096   -11,59   -1,05%
  • LQ45 862   -3,97   -0,46%
  • ISSI 222   -3,48   -1,55%
  • IDX30 441   -2,55   -0,58%
  • IDXHIDIV20 531   -2,60   -0,49%
  • IDX80 125   -1,44   -1,14%
  • IDXV30 131   -0,72   -0,55%
  • IDXQ30 146   -0,67   -0,45%

Valuasinya telah terdiskon, simak saham-saham LQ45 yang menarik dikoleksi


Kamis, 24 September 2020 / 20:36 WIB
Valuasinya telah terdiskon, simak saham-saham LQ45 yang menarik dikoleksi
ILUSTRASI. Wartawan salah satu stasiun televisi melaporkan pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (18/9/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat (18/9) sore ditutup menguat 20,82 poin atau 0,41 persen ke posisi 5.059,22 deng


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,53% atau turun 75,19 poin ke level 4.842,76 pada perdagangan Kamis (24/9). Dalam sepekan, IHSG sudah terkoreksi hingga 3,88%.

Head of Research Analyst FAC Sekuritas Wisnu Prambudi Wibowo menilai, sejumlah saham dari indeks LQ45 menarik untuk dikoleksi di tengah koreksi IHSG.

Selain dari segi price to earnings ratio (PER) yang rendah, menurut Wisnu ada beberapa hal penting yang perlu dicermati, misalnya saja terkait kelangsungan usaha emiten.

"Terkadang ada yang PER-nya rendah tapi pertumbuhan secara historical kurang menarik," katanya, Kamis (24/9).

Baca Juga: Empat hari ditutup di zona merah, IHSG diramal kembali terkoreksi pada Jumat (25/9)

Dari daftar saham LQ45, ia menjagokan saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) lantaran dilihat dari price to book value (PBV) termasuk yang terendah dalam tiga tahun terakhir.

PBV merupakan rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan. Biasanya, saham yang memiliki rasio PBV besar maka valuasinya tinggi atau overvalue. Sementara saham dengan PBV di bawah 1 kali, punya valuasi rendah atau undervalue.

Nah, untuk saat ini PER TLKM tercatat 12,31 kali dengan PBV di 2,82 kali. Wisnu bilang, PBV saat ini sudah terbilang kecil ketimbang historical PBV TLKM di atas 3 kali hingga 4 kali.

"Kemudian dilihat dari PER, biasanya ketika kondisi bullish TLKM diperdagangnkan dengan PER di atas 17 kali, di harga sekarang sudah terbilang murah," papar Wisnu.

Baca Juga: IHSG terkoreksi lebih 1% hari ini, bagaimana nasib besok?

Lebih lanjut ia menjelaskan, dari segi prospek bisnis TLKM juga masih cukup baik, meski kinerja di semester pertama tahun ini belum mencatat pertumbuhan kinerja.

Dalam catatan Kontan, TLKM mencatatkan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 66,9 triliun dan laba bersih Rp 10,99 triliun sepanjang semester pertama tahun ini. Pencapaian tersebut turun tipis dibandingkan periode sama tahun lalu dengan perolehan pendapatan Rp 69,34 triliun dan laba bersih Rp 11,07 triliun.

Wisnu menyarankan pelaku pasar untuk bisa mengakumulasi saham TLKM dengan target harga Rp 3.500 dalam jangka satu tahun ke depan. Pada perdagangan Kamis (24/9), harga saham TLKM terkoreksi 2,50% ke harga Rp 2.730 per saham.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama juga berpendapat, ada beberapa saham indeks LQ45 yang layak koleksi karena memiliki PER yang rendah.

Menurut Okie, PER yang rendah saat ini bagian dari ekspektasi pelaku pasar terhadap prospek pendapatan perusahaan pada kuartal III yang juga lebih rendah. Sehingga, sambungnya, penurunan dari harga saham sekarang ini dinilai sedang menyesuaikan kondisi.

Di tengah koreksi tersebut, Okie mengungkapkan pelaku pasar dapat mencermati saham-saham sektor keuangan dan industri konsumsi. "Penurunan yang terjadi pada sektor tersebut dapat dijadikan momentum dalam melakukan pembelian bertahap," tuturnya.

Baca Juga: Simak rekomendasi anggota LQ45 yang masih terdiskon berikut ini

Adapun saham-saham yang bisa diperhatikan meliputi saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP).

Okie mengatakan, kinerja dari sektor jasa keuangan masih inline. Walaupun ada potensi perlambatan, akan tetapi kecukupan modal serta NPL masih sesuai dengan asumsi sebelumnya.

Sedangkan, lanjut Okie, saham-saham dari sektor industri konsumsi memang menjadi saham top picks pada tahun ini karena dinilai mampu bertahan di tengah kondisi saat ini.

"Selain itu emiten tersebut juga memiliki pangsa pasar yang cukup luas dan diharapkan apabila permintaan dunia pulih, dapat meningkatkan kinerjanya. Sehingga, penurunan saat ini dapat menjadikan sebuah peluang," imbuh Okie.

Ia merekomendasikan beli saham BMRI dengan target harga Rp 5.800, BBRI dengan TP Rp 3.320, saham BBNI dengan TP Rp 5.100, INDF dengan target harga Rp 7.700, dan ICBP dengan target harga Rp 10.450 per saham.

Selanjutnya: Emiten makanan-minuman dinilai aman dari sentimen resesi dan PSBB

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×