Reporter: Sandy Baskoro |
BANDUNG. Ekspansi Grup Astra di tahun ini turut mendongkrak nilai utangnya. Per akhir September 2012, PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan utang bersih (net debt) senilai Rp 41,71 triliun. Jumlah ini meningkat 31% dari posisi per akhir Desember 2012 yang senilai Rp 31,79 triliun.
Sebagian besar utang baru Grup Astra berasal dari penerbitan obligasi anak usaha. Selama Januari 2012-September 2012, anak usaha Astra yang merilis obligasi antara lain SAN Finance senilai Rp 1,5 triliun, Toyota Astra Finance senilai Rp 1,3 triliun, dan Bank Permata senilai Rp 700 miliar.
Grup Astra menggunakan mayoritas utang baru untuk ekspansi, khususnya di sektor keuangan dan pembiayaan. "Aktivitas financing terus bertumbuh," ujar Head of Investor Relations Astra International, Tira Ardianti, dalam acara Workshop Wartawan Pasar Modal 2012 di Bandung, Jumat (2/11).
Dengan pertumbuhan net debt sebesar 31%, manajemen Astra International menyatakan rasio utang (DER) per akhir September 2012 sebesar 50%. "Rasio ini cukup baik," ungkap Tira.
Pertumbuhan aktivitas pembiayaan tecermin dari kinerja operasional divisi jasa keuangan Grup Astra. Ambil contoh, nilai total pembiayaan alat berat melalui PT Surya Artha Nusantara dan PT Komatsu Astra Finance tumbuh 12% menjadi Rp 5,8 triliun di akhir September 2012.
Kemudian nilai total pembiayaan otomotif Astra yang digawangi Federal International Finance, Astra Credit Companies, dan Toyota Astra Financial Service naik tipis 3% menjadi Rp 38,6 triliun.
Di akhir kuartal III 2012, kontribusi laba bersih divisi jasa keuangan terhadap kinerja Grup Astra meningkat 9% menjadi Rp 2,8 triliun.
Secara total, Grup Astra mencetak pendapatan bersih Rp 143,10 triliun di akhir September 2012. Jumlah ini tumbuh 20% dibandingkan pendapatan di periode yang sama tahun lalu. Adapun laba bersihnya naik 9% year-on-year menjadi Rp 14,7 triliun per 30 September 2012.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News