Reporter: Muhammad Khairul | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. Penjualan otomotif PT Astra International Tbk (ASII) pada September melaju kencang. Pencapaian ini sekaligus menepis kekhawatiran atas efek aturan uang muka kredit kendaraan yang diprediksi bisa menekan penjualan otomotif nasional.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia mencatat, penjualan mobil ASII selama September naik 32,9% menjadi 52.476 unit dibandingkan Agustus sebanyak 39.487 unit. Selama Januari-September 2012, penjualan mobil ASII mencapai 447.776 unit, naik 23,59% daripada penjualan di periode sama 2011 sebanyak 362.303 unit.
Grup Astra pun merajai pangsa pasar mobil domestik, yakni 55% dari total penjualan domestik sebanyak 816.332 unit per September 2012. Penjualan sepeda motor Astra selama September juga tumbuh 41,8% menjadi 371.377 unit dibandingkan penjualan Agustus sebanyak 261.946 unit. Tapi penjualan motor ASII selama Januari-September 2012 menurun tipis 3,5% year-on-year menjadi 3,08 juta unit. Sedangkan pangsa pasar sepeda motor ASII naik menjadi 57,8% daripada periode sama 2011 sebesar 51,5%.
Analis Batavia Prosperindo Sekuritas, Wisnu Karto, mengatakan dampak aturan uang muka minimum kendaraan bermotor tak berpengaruh terhadap penjualan mobil ASII. Namun, aturan ini berdampak ke penjualan motor ASII yang terbukti turun sepanjang sembilan bulan pertama 2012.
Namun, penurunan 3,5% yoy lebih baik dari hitungan Wisnu yang menurun 11% yoy. “Meski penjualan motor Astra turun, pangsa pasarnya naik dibanding tahun lalu,” kata dia.
Sementara pangsa pasar Yamaha, kompetitor Astra di segmen motor, justru menurun menjadi 34% selama Januari-September 2012. Di periode
sama tahun lalu, pangsa pasar Yamaha masih 41%.
Analis Onix Capital, Bagus Hananto, dalam risetnya menyebutkan implementasi aturan uang muka minimum menekan penjualan kendaraan roda dua beberapa produsen utama di Indonesia. Di sembilan bulan pertama 2012, penjualan Yamaha dan Suzuki turun masing-masing 27,1% yoy dan 20,4% yoy. Penjualan Honda, motor yang dipasarkan Grup Astra, juga turun, tapi angkanya tak seburuk kompetitor. “Merek Honda cukup kuat di pasar motor Indonesia,” kata dia.
Wisnu menambahkan rencana ASII masuk ke segmen low cost green car (LCGC) tahun depan bisa menjadi katalis positif. Di awal 2013, ASII berencana meluncurkan Toyota Agya dan Daihatsu Ayla di kisaran harga Rp 75 juta hingga Rp 110 juta per unit. “Agya dan Ayla akan meningkatkan penjualan mobil Astra karena harganya murah dan memanfaatkan kenaikan pertumbuhan masyarakat kelas menengah,” kata dia.
Tapi jalan ASII belum tentu mulus. Sejumlah produsen telah menyiapkan amunisi di segmen tersebut, seperti Tata yang mengusung Nano serta produsen China, Geely, yang menggadang merek Panda.
Wisnu memperkirakan penjualan mobil ASII di tahun ini mencapai 577.500 unit dan penjualan motor sebanyak 4,089 juta unit. Pertumbuhan di segmen otomotif ini diyakini bisa menutup pelemahan pendapatan ASII dari sektor komoditas. Lini bisnis otomotif berkontribusi sekitar 65% dari total pendapatan ASII.
Wisnu dan Leonardo Henry Gavaza, analis Bahana Securities, merekomendasikan buy ASII, dengan target masing-masing Rp 8.750 per saham dan Rp 8.700 per saham. Adapun Bagus menyarankan hold dengan target Rp 8.000. Harga saham ASII, Kamis (18/10), naik 3,14% menjadi Rp 8.200 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News