kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45938,95   10,59   1.14%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Usai IPO, simak rencana bisnis Itama Ranoraya (IRRA)


Jumat, 18 Oktober 2019 / 15:28 WIB
Usai IPO, simak rencana bisnis Itama Ranoraya (IRRA)
Pencatatan perdana saham PT Itama Ranoraya Tbk.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

Intinya, kata Pratoto, dalam perluasan jaringan pemasaran Itama Ranoraya fokus untuk menyiapkan infrastrukturnya terlebih dahulu.

Sembari meneruskan rencana pembangunan infrastruktur, perusahaan juga sedang berupaya untuk menambah beberapa distributor baru. Adapun kini ada tiga pemasok alat kesehatan terbesar seperti Abbot Diagnostic Indonesia yang memasok sekitar 40%, kemudian ada produsen Terumo yang memasok sebesar 40%, serta sister company yakni PT Oneject Indonesia.

Oneject Indonesia adalah sister company dari Itama yang merupakan salah satu produsen alat medis terbesar di Indonesia. Ia bilang, PT Oneject Indonesia memasok sebanyak 20% dari total alat kesehatan yang mereka distribusi.

Baca Juga: Resmi melantai di bursa, ini target Itama Ranoraya (IRRA) setahun ke depan

IRRA mendistribusikan beberapa peralatan medis buatan PT Oneject Indonesia salah satunya yakni Oneject auto disable syringe (ADS) atau jarum suntik sekali pakai. Pratoto menambahkan akan menambah porsi penjualan produk dari Oneject.

Hal ini sejalan dengan agenda ekspansi PT Oneject Indonesia yang tengah pembangunan pabrik kedua yang terletak di Cikarang. Pabrik baru Oneject Indonesia ini diharapkan mampu memproduksi 1,2 miliar jarum suntik dengan pengaman (safety needle) per tahun.

Selain tiga produsen tadi, Pratoto menjelaskan IRRA sedang melakukan pembicaraan lebih lanjut dengan beberapa produsen lainnya. "Kemungkinan akan nambah tiga sampai lima produsen lagi, jadi nanti lebih banyak produk yang didistribusikan," tuturnya.

Lantaran masih dalam tahap diskusi, ia enggan membeberkan siapa saja produsen anyar IRRA tersebut.

Dalam catatan Kontan.co.id, sampai Maret 2019 perusahaan mengantongi pendapatan Rp 26,38 miliar dengan laba bersih sebesar Rp 5,49 miliar, serta total aset Rp 97,29 miliar. Pratoto memprediksi hingga tutup tahun ini IRRA mampu menorehkan pendapatan Rp 300 miliar dan laba bersih sebesar Rp 32 miliar.

Ia optimistis bisa mencapai target tersebut dengan berbagai strategi yang dijalankan perusahaan melalui peningkatan pelayanan terhadap pelanggan.

Berbeda dengan tahun depan, dengan adanya upaya perusahaan dalam memperluas pasar, IRRA memasang target penjualan pada 2020 sebesar Rp 400 miliar atau naik 33% daripada target pendapatan tahun 2019. Sementara itu IRRA menetapkan target laba bersih tahun 2020 naik 43,75% menjadi Rp 46 miliar dari target laba tahun ini.

Pratoto menilai bisnis perusahaan akan semakin cerah seiring dengan meningkatnya permintaan dari pelanggan. Misalnya saja untuk produk Jarum suntik sekali pakai yang digunakan untuk imunisasi bayi. Untuk produk lainnya, ia memprediksi permintaan akan terus bertambah, seperti produk Abbott diagnostik dan TerumoBCT dibutuhkan oleh PMI untuk melakukan donor darah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×