kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Usai IPO, simak rencana bisnis Itama Ranoraya (IRRA)


Jumat, 18 Oktober 2019 / 15:28 WIB
Usai IPO, simak rencana bisnis Itama Ranoraya (IRRA)
Pencatatan perdana saham PT Itama Ranoraya Tbk.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Itama Ranoraya Tbk menyiapkan sejumlah rencana bisnis usai mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (15/10). Sebagai informasi, PT Itama Ranoraya Tbk merupakan perusahaan yang bergerak sebagai distributor alat kesehatan.

Dari aksi initial public offering (IPO) tersebut, emiten berkode saham IRRA ini berhasil meraup dana segar senilai sebesar Rp 149,6 miliar.

Pratoto S. Raharjo, Direktur PT Itama Ranoraya Tbk menuturkan IRRA bakal menggunakan 60% dari dana hasil IPO guna memperluas jaringan pemasaran. Sementara 40% sisa dana IPO akan digunakan untuk modal kerja.

Sebagai distributor alat kesehatan, ia bilang perusahaan ingin menjangkau pasar lebih luas dan mendekatkan diri pada pelanggan mereka. Sekarang ini IRRA memasok alat kesehatan kepada institusi pemerintah seperti Palang Merah Indonesia (PMI), Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), puskesmas, dan lainnya.

Perluasan jaringan pemasaran yang dilakukan perusahaan ini salah satunya dengan membuka kantor cabang di beberapa kota besar. IRRA saat ini belum memiliki kantor cabang dan kantor distribusi berpusat hanya di Jakarta.

Baca Juga: Usai IPO, Itama Ranoraya (IRRA) Mengincar Kenaikan Kinerja Dua Digit

"Kami akan membangun kantor cabang di beberapa kota seperti Medan, Surabaya, Bandung, Makassar, dan Semarang," katanya, Kamis (17/10).

Pratoto mengungkapkan pengadaan kantor cabang ini akan dilakukan secara bertahap mulai semester II-2020. Nah sekarang mereka masih menimbang-nimbang kantor cabang mana yang harus dibangun lebih dulu.

IRRA mengucurkan dana untuk merealisasikan rencana ini sebesar Rp 28 miliar. Sejalan dengan rencana pembangunan cabang anyar, IRRA juga harus menyiapkan pembangunan gudang. Sayangnya ia belum dapat merinci lebih detail kapasitas terkait pembangunan gudang tersebut.

"Nanti kami lihat terlebih dahulu kebutuhan di masing-masing kotanya, kan pasti berbeda," tambahnya.

Tak hanya itu, IRRA juga bekal menambah kendaraan yang digunakan untuk mendistribusikan alat kesehatan. Namun, Pratoto masih belum bisa menyebutkan berapa banyak pengadaan unit kendaraan untuk tahun depan.

Intinya, kata Pratoto, dalam perluasan jaringan pemasaran Itama Ranoraya fokus untuk menyiapkan infrastrukturnya terlebih dahulu.

Sembari meneruskan rencana pembangunan infrastruktur, perusahaan juga sedang berupaya untuk menambah beberapa distributor baru. Adapun kini ada tiga pemasok alat kesehatan terbesar seperti Abbot Diagnostic Indonesia yang memasok sekitar 40%, kemudian ada produsen Terumo yang memasok sebesar 40%, serta sister company yakni PT Oneject Indonesia.

Oneject Indonesia adalah sister company dari Itama yang merupakan salah satu produsen alat medis terbesar di Indonesia. Ia bilang, PT Oneject Indonesia memasok sebanyak 20% dari total alat kesehatan yang mereka distribusi.

Baca Juga: Resmi melantai di bursa, ini target Itama Ranoraya (IRRA) setahun ke depan

IRRA mendistribusikan beberapa peralatan medis buatan PT Oneject Indonesia salah satunya yakni Oneject auto disable syringe (ADS) atau jarum suntik sekali pakai. Pratoto menambahkan akan menambah porsi penjualan produk dari Oneject.

Hal ini sejalan dengan agenda ekspansi PT Oneject Indonesia yang tengah pembangunan pabrik kedua yang terletak di Cikarang. Pabrik baru Oneject Indonesia ini diharapkan mampu memproduksi 1,2 miliar jarum suntik dengan pengaman (safety needle) per tahun.

Selain tiga produsen tadi, Pratoto menjelaskan IRRA sedang melakukan pembicaraan lebih lanjut dengan beberapa produsen lainnya. "Kemungkinan akan nambah tiga sampai lima produsen lagi, jadi nanti lebih banyak produk yang didistribusikan," tuturnya.

Lantaran masih dalam tahap diskusi, ia enggan membeberkan siapa saja produsen anyar IRRA tersebut.

Dalam catatan Kontan.co.id, sampai Maret 2019 perusahaan mengantongi pendapatan Rp 26,38 miliar dengan laba bersih sebesar Rp 5,49 miliar, serta total aset Rp 97,29 miliar. Pratoto memprediksi hingga tutup tahun ini IRRA mampu menorehkan pendapatan Rp 300 miliar dan laba bersih sebesar Rp 32 miliar.

Ia optimistis bisa mencapai target tersebut dengan berbagai strategi yang dijalankan perusahaan melalui peningkatan pelayanan terhadap pelanggan.

Berbeda dengan tahun depan, dengan adanya upaya perusahaan dalam memperluas pasar, IRRA memasang target penjualan pada 2020 sebesar Rp 400 miliar atau naik 33% daripada target pendapatan tahun 2019. Sementara itu IRRA menetapkan target laba bersih tahun 2020 naik 43,75% menjadi Rp 46 miliar dari target laba tahun ini.

Pratoto menilai bisnis perusahaan akan semakin cerah seiring dengan meningkatnya permintaan dari pelanggan. Misalnya saja untuk produk Jarum suntik sekali pakai yang digunakan untuk imunisasi bayi. Untuk produk lainnya, ia memprediksi permintaan akan terus bertambah, seperti produk Abbott diagnostik dan TerumoBCT dibutuhkan oleh PMI untuk melakukan donor darah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×