Reporter: Femi Adi Soempeno, Bloomberg |
Saham-saham di bursa Asia anjlok di hari yang kedua seiring dengan penjualan properti di AS yang turun dan melmbatnya pertumbuhan ekspor di Jepang. Dua hal tersebut menjadi bukti bahwa pemulihan perekonomian global berjalan di tempat.
Dari setiap lima saham yang anjlok, hanya terdapat satu saham yang membukukan kenaikan di MSCI Asia Pacific Index; yang pagi ini turun 0,8% menjadi 115,91.
Pada pukul 8.26 WIB, Nikkei-225 Stock Average juga turun 0,91% atau 81,88 poin menjadi 8.913,23. Hang Seng anjlok 1,1% atau 230,30 menjadi 20.658,70. Topix indeks juga turun 0,86% atau 7,06 poin menjadi 810,67.
"Dengan AS sebagai fokus, ketidakpastian masa depan tentang pemulihan perekonomian global terlihat makin tidak jelas," kata Hiroichi Nisho, Equities Manager di Nikko Cordial Securities. Menurutnya, saham-saham meluruh, sementara yen makin perkasa terhadap dolar AS.
Nikkei kini berada di posisi 21% dibawah level tertingginya dalam 18 bulan pada 5 April 2010 lalu. Sepanjang tahun ini, indeks ini telah terjun bebas sebesar 16% seiring dengan perekonomian yang menguat dan adanya kekhawatiran akan melambatnya pertumbuhan ekonomi di Xhina, Eropa dan AS.
Ekspor Kepang anjlok setelah yen menguat terhadap dolar AS dan euro. Terang saja, hal ini mengurangi pendapatan perusahaan Jepang di seluruh dunia yang mengkonversi mata uangnya ke dalam yen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News