kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.928.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Untung rugi tender offer


Selasa, 15 Agustus 2017 / 21:08 WIB
Untung rugi tender offer


Reporter: Riska Rahman | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - Pemegang saham pengendali sejumlah emiten berencana melaksanakan penawaran tender alias tender offer untuk membeli kembali saham yang beredar di publik. Emiten tersebut diantaranya PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) dan PT Majapahit Inti Corpora Tbk (AKSI). Pemilik saham pengendali kedua emiten tersebut hendak membeli kembali saham yang masih dimiliki para investor ritel.

Pemilik 84,74% saham BRAU, PT Sinarindo Ekamulya, hendak membeli 5,32 miliar lembar saham yang masih beredar di publik. Jumlah saham yang setara dengan 15,26% kepemilikan perusahaan tersebut nantinya akan dihargai senilai Rp 82, sama dengan level harga saham terakhir perusahaan sebelum di suspensi BEI.

Mirip seperti BRAU, PT Batulicin Enam Sembilan Transportasi sebagai pemegang saham pengendali AKSI juga akan melakukan tender offer kepada pemegang 3,66% atau 26,37 juta saham perusahaan. Batulicin menawarkan harga pembelian sebesar Rp 100 per saham. Harga ini lebih rendah dari harga saham terakhir AKSI sebelum berhenti diperdagangkan di bursa sebesar Rp 125.

Menurut Analis Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada, aksi tender offer ini bisa saja menguntungkan atau merugikan para pemegang saham perusahaan tersebut. "Kalau si investor membeli sahamnya di atas harga penawaran tender offer, mereka bisa rugi. Tapi kalau dia membeli di bawah harga penawaran, si pemegang saham bisa meraup untung dari tender offer ini," kata Reza kepada KONTAN, Selasa (15/8).

Sedangkan, analis OSO Sekuritas Riska Afriani menilai, jumlah kepemilikan saham lah yang menentukan apakah investor meraih untung atau justru merugi dari aksi tender offer ini. Pasalnya, semakin banyak saham yang dimiliki investor, maka harga pembelian saham tersebut bisa jadi lebih murah dibanding harga penawarannya.

Di samping itu, si investor juga harus mengetahui nilai saham wajar perusahaannya sebelum bisa menentukan apakah mereka bisa meraih untung dari penjualan saham perusahaan ke pemilik saham yang baru. "Kalau si pemilik saham baru itu mampu menawarkan harga di atas harga wajar saham, investor lama jelas bisa meraup untung dari penjualan saham tersebut," papar Riska.

Riska melihat, dampak tender offer AKSI dan BRAU baru bisa terlihat apabila kedua perusahaan sudah menentukan tujuan dilaksanakannya aksi korporasi tersebut. Misalnya, tender offer yang dilaksanakan BRAU, jika diperuntukkan untuk keperluan pembayaran utang sebesar US$ 800 juta, hal tersebut bisa memberikan prospek cerah untuk perusahaan dalam jangka panjang.

Reza menambahkan, prospek kedua perusahaan ini baru bisa terlihat ketika si pemilik saham yang baru memutuskan apa yang akan dilakukannya ke depan untuk perusahaan. "Pemilik saham yang baru harus memberikan strategi yang akan dilakukan untuk perusahaan. Jika hal tersebut sudah diinformasikan ke publik, prospek perusahaan baru bisa diketahui ke depannya," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×