kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Untuk proyek ini, Freeport dan Antam bergandengan


Senin, 10 Februari 2014 / 18:18 WIB
Untuk proyek ini, Freeport dan Antam bergandengan
ILUSTRASI. Situs web PT Asuransi Jiwa Kresna (Kresna Life Insurance)


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) menggandeng PT Freeport Indonesia untuk membangun pengolahan dan pemurnian atau smelter tembaga. Dalam proyek bersama itu, ANTM dan Freeport mengeluarkan dana US$ 2,2 miliar.

Jika dihitung dengan nilai tukar rupiah dengan acuan satu dolar Rp 12.000, maka nilai proyek smelter itu membutuhkan dana Rp 26,4 triliun. Sayangnya, pihak ANTM maupun Freeport enggan menyebut sumber dana proyek smelter bernilai jumbo tersebut.

Mereka juga bungkam soal berapa porsi kepemilikan saham masing-masing di smelter joint venture itu. Pabrik pengolahan dan pemurnian tembaga itu rencananya memiliki kapasitas produksi sebesar 300.000 ton tembaga katoda.

Itu berarti, kapasitasnya empat kali dari jumlah konsentratnya, yakni 1,2 juta ton. "Pembangunan smelter ini akan membutuhkan waktu 2 tahun sampai 3 tahun," ucap Direktur Utama ANTM, Tato Miraza.

Ada empat alternatif lokasi yang dijadikan pilihan ANTM dan Freeport untuk membangun smelter. Ada 3 tempat pilihan di Jawa Timur, yaitu dekat Petrokimia Gresik, dekat AKR Pelindo, dan Pulorejo, arah barat, Sedayu. Kemudian, ada juga pilihan di Maumere, Papua. "Berbagai aspek dibandingkan,” kata Direktur Utama Freeport Indonesia, Rozik B. Soetjipto.

Sementara itu, listrik yang dibutuhkan untuk membangun smelter ini sekitar 75.000 megawatt. Namun, jika smelter ini nantinya dibangun di Jawa Timur, ANTM dan Freeport bisa mengandalkan listrik dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).

Saat ini, ANTM dan Freeport masih dalam tahap pra studi untuk mengkaji mengevaluasi kelayakan teknis, ekonomi, dan komersial dari suatu peleburan tembaga baru dan atau fasilitas terkait untuk pengolahan hilirisasi lebih lanjut dari produk peleburan.

Rencananya, penelitian kedua ini kan memerlukan waktu 3 bulan. Setelah itu, barulah ANTM dan Freeport memutuskan pilihan terbaik bagi pembangunan proyek smelter tersebut. Hari ini, saham ANTM tutup di harga Rp 1.015. Angka tersebut naik 0,5% dibanding hari sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×