Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mengerem kenaikan yang terjadi belakangan. Senin (14/5) pukul 7.19 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni 2018 di New York Mercantile Exchange turun tipis 0,07% ke US$ 70,65 per barel ketimbang penutupan harga akhir pekan lalu di US$ 70,70 per barel.
Kamis pekan lalu, harga minyak WTI mencapai rekor tertinggi sejak Desember 2014 di angka US$ 71,36 per barel. Pergerakan serupa terjadi pada minyak brent.
Harga minyak brent untuk pengiriman Juli 2018 di ICE Futures turun 0,06% ke US$ 77,07 per barel ketimbang akhir pekan lalu. Kamis lalu, harga minyak mencapai level tertinggi sejak Desember 2014 di angka US$ 77,47 per barel.
Meski koreksi harga minyak masih bergerak di level tinggi. Lonjakan harga minyak pada pekan lalu dipicu oleh rencana Amerika Serikat (AS) kembali menerapkan sanksi atas Iran. Sejak 2016 hingga kini, porsi pasokan minyak Iran mencapai 4% dari total pasokan minyak global.
Jefferies, bank investasi AS dalam catatan memperkirakan bahwa ekspor Iran akan mulai turun dalam beberapa bulan ke depan. Tapi, ada sinyal bahwa anggota-anggota OPEC lain akan menaikkan produksi untuk menutup penurunan produksi Iran.
"Meski pasokan minyak akan cenderung konstan, pasar masih akan menghadapi cadangan minyak yang rendah," ungkap Jefferis dalam catatan yang dikutip Reuters.
Produksi minyak AS yang terus mencapai rekor pun menjadi penahan harga. Hingga pekan lalu, tingkat produksi minyak AS mencapai 10,7 juta barel per hari, naik 27% jika dibandingkan dengan pertengahan 2016. Tingkat produksi minyak AS ini merupakan level tertinggi kedua setelah Rusia yang memproduksi 11 juta barel minyak per hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News