Reporter: Harris Hadinata, Ika Puspitasari | Editor: Harris Hadinata
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih bergerak dalam tren bearish. Bila dihitung sejak awal tahun hingga Jumat (21/2), IHSG telah melemah 6,62%.
Bahkan, IHSG termasuk indeks saham dengan performa terburuk di dunia. Ini terlihat dari data perbandingan indeks saham acuan yang dihimpun oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
BEI mencatat pergerakan sejumlah indeks saham pilihan. Total ada 36 indeks saham yang pergerakannya dipantau oleh BEI dalam daftar tersebut.
Mengacu pada daftar tersebut, dari enam indeks saham di ASEAN yang dipantau BEI, IHSG ada di posisi keenam. Di posisi pertama ada indeks saham Singapura, STI, yang cuma turun 1,30% sejak awal tahun.
Di posisi kedua ada VN Index dari Vietnam yang turun 2,90%. Sementara di posisi ketiga ada indeks FTSE BM di Malaysia, yang cuma turun 3,62% sejak awal tahun.
IHSG juga menjadi indeks dengan performa paling buruk di kawasan Asia Pasifik. Dari 13 indeks saham yang dipantau BEI dalam daftar, IHSG ada di urutan ke-13.
Di Asia Pasifik, indeks saham yang mencatatkan kinerja paling baik adalah All Ordinaries Index di Australia. Indeks ini menguat 6,29% sejak awal tahun.
Di posisi kedua ada indeks Sensex di India yang cuma turun 0,20% sejak awal tahun. Di posisi ketiga ada indeks SSEC yang turun 0,34% di periode yang sama.
Dibandingkan indeks saham dunia yang dipantau BEI, IHSG juga ada di posisi paling bontot. Dari 36 indeks saham, IHSG ada di posisi 36.
Untuk level dunia, posisi nomor satu masih dipegang indeks All Ordinaries dari bursa Australia.
Di posisi kedua ada indeks S&P/TSX dari bursa Kanada, yang menguat 5,16% sejak awal tahun. Di posisi ketiga ada indeks SMI Switzerland yang naik 4,60%.
Meski begitu, analis meyakini IHSG bisa melesat tinggi hingga akhir tahun. Presiden Direktur Sucor Asset Management Jemmy Paul Wawointana mengatakan, valuasi IHSG saat ini termasuk yang terendah dalam lima tahun terakhir.
"Buat investor, ini sudah sangat murah, terakhir termurah itu pada 2009," terang Jemmy pada acara Outlook Saham 2020 di KOMPAS, Jumat (21/2). Ia bahkan memprediksi, IHSG bisa mencapai 6.600 di akhir tahun.
Karena itu, ia menyebut sekarang waktu yang tepat bagi investor melakukan investasi saham. Di tengah kondisi saat ini, ada beberapa sektor saham yang menarik dikoleksi.
Salah satunya saham perbankan. Terlebih, ada potensi BI kembali memangkas suku bunga acuan.
Harga sebagian besar saham bank yang masuk indeks KOMPAS100 cenderung turun sejak awal tahun. BBCA turun 1,05% menjadi Rp 33.075 per saham.
Saham BBTN bahkan turun 11,79% menjadi Rp 1.870 per saham. Tapi harga BMRI masih naik 2,93% sejak awal tahun menjadi Rp 7.900 per saham.
Harga BBRI juga naik 2,50% sejak awal tahun. Jumat lalu, BBRI ditutup di Rp 4.510 per saham.
Jemmy merekomendasikan investor memperhatikan saham BBNI, BMRI dan BBRI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News