Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak 2014 program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terus didorong untuk mempermudah layanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia. Emiten farmasi seperti PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) turut mendukung program ini.
Direktur Presiden PT Hexpharm Jaya Laboratories, Mulia Lie menyatakan sejak tender pertama JKN, KLBF aktif berkontribusi dalam penyaluran obat generik ke rumahsakit pemerintah. “Namun sampai saat ini total piutang BPJS terhadap KLBF sebesar Rp 200 miliar sampai Rp 250 miliar untuk total bisnis Pharma termasuk generik dan non generik,” kata Mulia kepada Kontan.co.id, Kamis (1/8).
Baca Juga: Semester I-2019, penjualan Kalbe Farma (KLBF) naik 7,61%
Mulia menjelaskan, rasio tunggakan terhadap pendapatan Pharma sebesar 20%-25%. Namun jika dibandingkan dengan pendapatan konsolidasi KLBF, angka ini sebesar 5%-6% dari pendapatan.
Mulia bilang sebagian besar rumahsakit pemerintah yang ikut BPJS Kesehatan mengalami keterlambatan pembayaran yang berdampak pada supply obat ke rumahsakit tersebut.
Mulia menceritakan ada beberapa perusahaan farmasi yang berhenti menyuplai obat ke RSUD yang menunggak. Kendati demikian hal ini tidak akan dilakukan KLBF. “Kalbe tetap berkomitmen untuk menyuplai obat ke RSUD,” kata dia.
Baca Juga: Untuk menekan defisit BPJS Kesehatan solusinya bukan sekedar kenaikan iuran
Mulia bilang, KLBF sudah melakukan inovasi, efisiensi, dan membenahi produksi sejak lama bahkan dari 10 tahun yang lalu. KLBF melalui anak usahanya terus menggiatkan diversifikasi produk dalam menghadapi persaingan yang ketat di dunia farmasi.
Sebab menurut dia, tidak hanya dari obat-obatan saja yang memberi kontribusi besar pada JKN tapi sektor alat medis juga sebagai penyokong program ini.
Baca Juga: BPJS Kesehatan defisit, Medikaloka Hermina (HEAL) optimistis arus kas aman
Mulia bilang, saat ini pabrik KLBF di Cikarang sudah bisa 100% produksi obat generik melalui anak usahanya Hexpharm Jaya. Hexphram mampu memproduksi obat generik sebanyak 2,8 miliar hingga 3 miliar tablet per tahun.
Memang dengan adanya JKN, produksi obat didominasi obat generik yang penjualannya lebih murah dan margin yang tipis. Kendati demikian, Mulia menjelaskan hal ini bukanlah beban bagi perusahaan. Buktinya saja pada bulan terakhir di semester I 2019 ini KLBF, mencatatkan pertumbuhan konsolidasi double digit.
Khusus dari obat generik, Mulia bilang kontribusinya terhadap pendapatan KLBF hingga saat ini sebesar 35%-40%. Namun penjualan ini tidak hanya dari program JKN saja. Sebab distribusi obat generik KLBF juga disebar ke apotek, rumahsakit, dan klinik se-Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News