Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Trimegah Asset Management (AM) meluncurkan reksadana indeks berbasis saham pada hari ini, Selasa (9/2). Produk teranyar miliki Trimegah AM itu bernama Trimegah FTSE Indonesia Low Volatility Factor Index.
Reksadana ini dibentuk sebagai alternatif atau pilihan investasi yang bertujuan untuk memberikan potensi pertumbuhan dalam jangka panjang sejalan dengan kinerja indeks. Adapaun produk ini akan dikelola melalui pendekatan investasi pasif dengan mereplikasi FTSE Indonesia Low Volatility Factor Index.
“Trimegah FTSE Indonesia Low Volatility Factor Index akan menempatkan portofolio sebanyak 80%-100% pada efek bersifat ekuitas yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan berasal dari kumpulan efek yang terdaftar di FTSE Indonesia Low Volatility Factor Index. Sementara sisanya pada instrumen pasar uang dalam negeri yang memiliki jatuh tempo tidak lebih dari setahun,” jelas Direktur Utama Trimegah AM Antony Dirga, pada konferensi pers Trimegah FTSE Indonesia Low Volatility Factor Index, Selasa (9/2).
Pemilihan indeks FTSE Indonesia Low Volatility Factor tidak terlepas dari penilaian bahwa indeks ini punya kinerja jangka panjang yang unggul. FTSE Indonesia Low Volatility Factor juga terdiri dari 31 saham dengan kapitalisasi pasar yang besar serta memiliki volatilitas yang rendah. Dengan kata lain portofolio yang terbentuk memiliki likuiditas yang baik serta tingkat risiko yang terjaga.
Baca Juga: Trimegah Asset Management meuncurkan reksadana baru
Keputusan Trimegah AM menerbitkan reksadana indeks berbasis saham-saham yang terdaftar dalam FTSE Indonesia Low Volatility Factor Index ini memiliki alasan yang sangat kuat. Menurut Antony, pemulihan ekonomi Indonesia yang akan terjadi di tahun ini dan memiliki momentum positif untuk beberapa tahun ke depan akan terefleksikan juga ke pasar saham Indonesia. Potensi pertumbuhan ekonomi maupun pasar saham ini didukung oleh berbagai faktor internal dan eksternal.
Adapun dari sisi internal berkaitan dengan proses distribusi vaksinasi yang diharapkan berjalan lancar sehingga mempercepat pemulihan ekonomi. Sementara dari sisi eksternal, likuiditas di dunia masih akan melimpah akibat kebijakan-kebijakan akomodatif oleh developed countries.
Antony mengatakan hal ini tentunya akan berdampak positif ke emerging markets seperti Indonesia, yang pada akhirnya mendukung kinerja reksadana berbasis saham, termasuk reksadana indeks baru dari Trimegah AM ini.
Baca Juga: Wall Street mencetak rekor penutupan tertinggi
Lebih lanjut, Antony optimistis prospek reksadana indeks ini punya peluang yang menarik baik dari sisi kinerja maupun minat investor. Ia berkaca dari perkembangan dana kelolaan reksadana yang dikelola secara pasif, mempunyai pertumbuhan sebesar 135% dalam rentang 2018-2020. Hal tersebut menunjukkan besarnya minat investor terhadap reksadana jenis ini.
“Kami meyakini Trimegah FTSE Indonesia Low Volatility Factor Index inin akan jadi pilihan yang tepat bagi investor ritel maupun institusi yang ingin mendapatkan imbal hasil yang atraktif dan tetap memiliki exposure ke market,” imbuh Antony.
Rencananya, Trimegah FTSE Indonesia Low Volatility Factor Index ini akan resmi diluncurkan pada 19 Februari mendatang. Antony menargetkan, pada akhir tahun ini, produk ini bisa memiliki dana kelolaan mencapai Rp 300 miliar-Rp 500 miliar. Adapun reksadana ini dapat dimiliki dengan minimum investasi sebesar Rp 100.000.
Baca Juga: Infovesta: AUM industri reksadana on track capai Rp 600 triliun di akhir tahun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News