kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Tren Surplus Perdagangan Diprediksi Berlanjut, Ini Proyeksi Kinerja Emiten Pelabuhan


Senin, 12 Juni 2023 / 05:23 WIB
Tren Surplus Perdagangan Diprediksi Berlanjut, Ini Proyeksi Kinerja Emiten Pelabuhan
ILUSTRASI. Emiten Pelabuhan: Aktivitas bongkar muat di pelabuhan Tanjung Priok.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren surplus neraca perdagangan Indonesia di tahun 2023 diperkirakan masih akan berlanjut.

Namun, Indonesia tetap harus mengantisipasi adanya penurunan permintaan dari sejumlah negara tujuan ekspor akibat melemahnya pertumbuhan ekonomi global.

Hal itu pun akan mempengaruhi kinerja emiten pelabuhan di sepanjang tahun ini.

Direktur Utama PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) Shanti Puruhita mengatakan, jika penurunan permintaan terjadi, hal itu akan berdampak pada perubahan trafik pada beberapa pelabuhan yang kami layani.

Namun, Shanti mengatakan, pihaknya optimistis permintaan dapat mempertahankan kinerja positif di tahun 2023, mengingat pelayanan JAI tidak hanya melayani satu jenis pelabuhan tertentu.

Baca Juga: Investasi 2 Kapal Baru, Jasa Armada (IPCM) Siapkan Dana Rp 140 Miliar

IPCM melayani beragam jenis pelabuhan, di antaranya pelabuhan umum, Tersus (Terminal Khusus), STS (Ship to ship), dan TUKS (Terminal Untuk Kepentingan Sendiri).

Pelabuhan-pelabuhan tersebut mungkin ada yang tidak terdampak pada kondisi penurunan ekspor tersebut, karena kapal yang dilayani biasanya terdiri dari muatan yang beragam.

“Namun, tentunya kami tetap berharap kondisi positif makro ekonomi di semester I 2023 ini dapat terus berlanjut,” paparnya.

 

Seiring dengan tren pertumbuhan pendapatan IPCM yang terjadi sepanjang 3 tahun terakhir, IPCM optimistis untuk bisa meningkatkan kinerja keuangan di tahun 2023.

Meskipun tidak menyebutkan angka pasti, Shanti memaparkan sejumlah strategi IPCM untuk mengerek kinerja perusahaan di tahun 2023.

Selain menambah investasi armada, IPCC memasang strategi untuk ekspansi pasar pelayanan pandu dan tunda kapal di pelabuhan umum serta TUKS di sejumlah wilayah Indonesia.

IPCM juga sedang melakukan digitalisasi proses permintaan layanan jasa pandu dan tunda kapal guna memberikan layanan yang prima kepada customer/shipping line.

Digitalisasi pengajuan layanan tersebut demi percepatan dan efisiensi pelayanan, sehingga penurunan waiting time kapal bisa terwujud.

“Sehingga, hal itu membuat biaya logistik dari sisi layanan angkutan laut bisa semakin efisien,” tuturnya.

Sebagai gambaran, pada triwulan pertama 2023 IPCM mampu mencatat kinerja positif dengan membukukan laba bersih sebesar Rp 47,1 miliar, naik sebesar 25,1% dari Rp37,7 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Baca Juga: Tren Surplus Perdagangan Diprediksi Berlanjut, Begini Proyeksi Kinerja IPCC

Peningkatan pendapatan ikut mengerek laba IPCM menjadi Rp291,6 miliar, tumbuh 36,8% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 213,0 miliar.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta mengatakan, tren surplus neraca perdagangan indonesia diproyeksikan masih berlanjut selama 2023.

Namun, perlambatan pertumbuhan ekonomi global disertai pula dengan penurunan permintaan. Sehingga, hal itu perlu diantisipasi oleh para emiten pelabuhan, seperti IPCM, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC), dan PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk (PORT).

Nafan pun melihat emiten pelabuhan saat ini kinerja keuangannya masih baik di tengah perlambatan ekonomi dunia yang menghantui.

“Namun, hal itu tetap harus diantisipasi. Mereka harus fokus untuk menjalankan transaksi perdagangan dengan para mitra bisnis sembari melakukan konsolidasi bisnis akibat trade barriers,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (11/6).

Menurut Nafan, emiten pelabuhan bisa memaksimalkan potensi pasar domestik. Sebab, jika pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil, hal itu akan mempengaruhi kinerja pertumbuhan ekonomi di negara-negara tetangga, khususnya di ASEAN.

“Kita jadi bisa fokus ke mitra ASEAN yang saat ini tidak ada lagi faktor trade barriers itu. Otomatis, pangsa pasar ekspor bisa lebih jelas, yaitu di kawasan Asia Tenggara, tuturnya.

Nafan tidak memberikan rekomendasi untuk IPCM dan PORT. Namun, target harga IPCM ada di kisaran Rp 286 - Rp 304 per saham dan PORT di kisaran Rp 865 - Rp 1.025 per saham.

Sementara, Nafan merekomendasikan Hold untuk IPCC dengan target harga Rp 750 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×