kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tren kinerja reksadana lesu diprediksi berlanjut hingga akhir tahun


Kamis, 02 Juli 2020 / 20:38 WIB
Tren kinerja reksadana lesu diprediksi berlanjut hingga akhir tahun
ILUSTRASI. Ilustrasi investasi reksadana. KONTAN/Muradi/2020/03/10


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

Adapun per Juni 2020 tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI7DRR) berada di level 4,25%. Wawan memperkirakan, hingga akhir tahun BI memiliki ruang untuk memangkas kembali suku bunga acuannya ke level 4% dan tidak menutup kemungkinan hingga 3,75% apabila inflasi bertahan di level rendah.

"Untuk obligasi, kondisi tersebut bisa berdampak positif dimana obligasi akan rebound. Proyeksinya reksadana pendapatan tetap akan jadi yang tumbuh paling tinggi, begitu juga dengan reksadana pasar uang," tegasnya. 

Di samping itu, kondisi nilai tukar rupiah yang cenderung stabil terhadap dolar AS dalam beberapa waktu terakhir bakal turut menjadi sentimen penopang kinerja obligasi. Adapun dari sentimen eksternal seperti harga minyak dan komoditas lainnya, diyakini belum akan memberikan pengaruh  signifikan pada prospek kinerja reksadana di sisa 2020, karena ekonomi global masih melakukan pemulihan. 

Baca Juga: Pasar obligasi naik, kinerja reksadana pendapatan tetap paling moncer di pekan lalu

Ke depan, dia menilai tren kinerja reksadana Tanah Air tidak jauh berbeda dari capaian semester I-2020. Dengan tren penurunan suku bunga, obligasi diperkirakan akan naik, tercermin dari Surat Utang Negara (SUN) yang mulai diburu. Sedangkan untuk obligasi korporasi, meskipun menawarkan imbal hasil menarik, risiko default tetap ada.

Wawan memperkirakan, hingga akhir tahun reksadana pendapatan tetap berpotensi memberikan yield 6%-7%. Sedangkan untuk kinerja reksadana pasar uang diperkirakan tumbuh di kisaran 4% di akhir tahun, prediksi tersebut lebih rendah dari estimasi sebelumnya yang diperkirakan bisa mencapai 4,5% hingga 5%. 

Sementara itu, untuk penurunan reksadana saham diperkirakan akan mereda di sisa 2020, dengan estimasi penurunan hingga akhir tahun di kisaran -15%. Sedangkan untuk reksadana campuran, sangat bergantung pada porsi portofolionya, jika lebih banyak porsi obligasi Wawan memperkirakan ada ruang bagi reksadana campuran ditutup positif akhir 2020.

"Saham sampai akhir tahun kelihatannya masih akan negatif dan belum memungkinkan untuk ke area positif tahun ini. Kemungkinan baru tahun depan atau 2022 saham bisa di level positif, dengan asumsi PSBB segera diangkat," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×