Reporter: Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas turun ke level US$ 2.330 per ons troi, pada Jumat (24/5), setelah sebelumnya mencapai level tertinggi baru sepanjang masa di level US$ 2.450 per ons troi.
Berdasarkan data Trading Economics, Minggu (26/5), harga emas spot naik tipis 0,06% ke US$ 2.333 per ons troi. Sedangkan dalam sepekan harga emas turun 0,08%.
Pengamat komoditas dan Founder Traderindo.com, Wahyu Tribowo Laksono mengatakan, adanya pelemahan harga emas saat ini tidak mempengaruhi harga logam mulia lainnya seperti perak dan platinum, meski sama-sama sebagai aset lindung nilai (safe haven). Pasalnya, tren penurunan emas ini hanya bersifat sementara.
Baca Juga: Harga Emas dalam Tren Melemah, Bagaimana dengan Harga Logam Mulia Lainnya?
Wahyu menjelaskan, sentimen yang membuat harga emas turun karena investor mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga Fed menyusul rilis ekonomi AS baru-baru ini, di mana pada Kamis (23/5), pembacaan awal S&P Global untuk manufaktur, jasa, dan PMI komposit bulan Mei menunjukkan aktivitas bisnis AS meningkat.
Kemudian, pada saat yang sama, jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim pengangguran lebih sedikit dari perkiraan, hal ini menunjukkan kekuatan di pasar tenaga kerja.
Selain itu, dia mengatakan harga emas kembali merosot karena risalah pertemuan FOMC pada 30 April - 1 Mei 2024 yang hawkish, sehingga menyebabkan kenaikan dolar dan peningkatan pada suku bunga obligasi, dan membuat harga emas menjadi bearish.
"Namun, penurunan harga emas ini hanya bersifat sementara, dan harga emas akan kembali bullish ke depannya," kata Wahyu kepada Kontan.co.id, Minggu (26/5).
Baca Juga: Harga Minyak Stabil di Tengah Penantian Investor pada Kebijakan Suku Bunga AS
Dengan begitu, dia memperkirakan harga emas akan diperdagangkan di level US$ 2.410 per ons troi pada akhir kuartal II-2024. Sedangkan, pada akhir tahun diproyeksi harga emas akan berada di US$ 2.483 per ons troi.
Sementara untuk harga perak, Wahyu menyebutkan tetap stabil. Bahkan naik, mendekati puncak kisaran karena sentimen risk on naik lebih tinggi.
Berdasarkan Trading Economics, Minggu (26/5) pukul 16.25 WIB, harga perak naik 0,63% ke level US$ 30,34 per ons. Hal ini karena adanya dukungan fundamental jangka panjang, termasuk pertumbuhan global yang positif dan permintaan yang kuat.
Wahyu mengatakan, harga perak naik juga didorong oleh pandangan positif terkait pertumbuhan global, sehingga menyebabkan analis seperti Marcus Garvey dari Macquarie berspekulasi bahwa perak bisa mendapatkan keuntungan lebih karena permintaan meningkat untuk penggunaannya dalam pembuatan panel surya, berbagai perangkat elektronik dan perhiasan.
Baca Juga: Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian Hari Ini, Jumat (24/5/2024) Kompak Turun
Selain itu, dia mengatakan bahwa tingkat suku bunga yang tinggi dapat mengurangi daya tarik aset non-bearing, namun logam putih tetap didukung oleh aplikasi industrinya.
Dia pun memperkirakan harga perak akan diperdagangkan pada US$ 31,50 per ons pada akhir kuartal ini. Sementara pada akhir tahun 2024, harga perak akan berada di posisi US$ 32,15 per ons.
Lebih lanjut, Wahyu mengatakan bahwa penurunan harga emas juga tidak membuat harga platinum ikut merosot. Berdasarkan Trading Economics, MInggu (26/5) pukul 16.30 WIB, harga platinum naik 0,64% ke level US$ 1.034 per ons troi.
Wahyu menyebutkan, harga platinum bahkan naik melampaui US$ 1.000 per ons troi, mencapai level tertinggi dalam hampir satu tahun. Dia menilai, hal ini didorong oleh kekhawatiran kekurangan pasokan dan tanda-tanda permintaan yang kuat.
Tak hanya itu, dia menilai, kenaikan harga platinum juga didorong oleh permintaan kebutuhan kendaraan listrik. Pasalnya, logam ini digunakan dalam konverter katalitik untuk membersihkan asap knalpot oleh sektor otomotif.
Kendati begitu, dia mengatakan bahwa pasar platinum kemungkinan akan mengalami defisit satu tahun lagi pada tahun 2024, karena persediaan tambang yang melemah dan platinum daur ulang menghadapi risiko yang cukup besar.
Namun, permintaan industri otomotif terhadap logam tersebut merupakan yang terkuat dalam tujuh tahun terakhir, sehingga membuat harga platinum tetap stabil dan naik.
Baca Juga: Perdagangan Hanya Tiga Hari, IHSG Terkoreksi 1,29%
"Logam mulia ini diperkirakan mengalami defisit pasar sebesar US$ 418.000 ons pada tahun 2024, dari perkiraan sebelumnya sebesar US$ 353.000 ons, di tengah ketegangan pasokan dari sektor pertambangan dan penurunan tingkat daur ulang, menurut laporan baru dari World Platinum Investment Council," kata dia
Wahyu menilai, perkiraan kapan berkurangnya permintaan PGM dari produsen mobil akan sangat bervariasi, dan bergantung pada pandangan penjualan kendaraan pembakaran internal murni di masa depan dibandingkan kendaraan hibrida atau listrik.
"Menurut analis di Macquarie, permintaan platinum dan paladium dari sektor otomotif akan mulai menurun setelah tahun 2025," ujarnya.
Baca Juga: Barisan Emiten Ini Bakal Gelar Buyback Saham, Cermati yang Layak Dikoleksi
Wahyu pun memprediksi harga platinum akan diperdagangkan pada US$ 1.102 per ons troi pada akhir kuartal ini. Sedangkan pada akhir tahun 2024, harga platinum akan berada di posisi US$ 1.165 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News