kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Transcoal Pacific membidik laba Rp 150 miliar setelah IPO


Sabtu, 07 Juli 2018 / 08:29 WIB
Transcoal Pacific membidik laba Rp 150 miliar setelah IPO
ILUSTRASI. Pencatatan perdana saham TCPI di BEI


Reporter: Willem Kurniawan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Transcoal Pacific Tbk resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (6/7). Perusahaan pengangkutan batubara ini mengusung kode TCPI.

Perusahaan ini melepas 1 miliar saham atau setara 20% dari modal ditempatkan disetor melalui penawaran perdana saham alias initial public offering (IPO).

Dalam IPO ini, harga TCPI dipatok Rp 138 per saham. Sehingga, perusahaan ini meraih dana Rp 138 miliar melalui aksi korporasi ini. Saham IPO TCPI membukukan kelebihan permintaan alias oversubcribed hampir tiga kali.

Dana hasil IPO, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan sebagai tambahan modal kerja kegiatan operasional perseroan.

Direktur Utama Transcoal Pacific Dirc Richard Talumewo mengatakan, tahun ini, perusahaan pengangkutan ini membidik laba Rp 150 miliar. Itu artinya, target laba naik sekitar 70% dibandingkan pendapatan tahun lalu sebesar Rp 88 miliar. "Jumlah kargo semakin banyak dan sebagian besar menggunakan kapal pihak ketiga, sehingga peluang peningkatan kerja kami cukup besar," kata Richard, kemarin.

Menurut Richard, semakin banyak perusahaan tambang besar yang dilayani, sehingga pendapatan perusahaan ini terkerek. Sejauh ini, TCPI rata- rata mengangkut 600.000 ton per bulan. Tahun ini, volume pengangkutan ditargetkan mencapai 6 juta ton.

Untuk mencapai target kinerja itu, TCPI berencana menambah tiga armada kapal. Namun, Richard tidak membeberkan jumlah dana yang dibutuhkan. "Kami berharap dengan menjadi perusahaan terbuka bisa membuka akses perbankan dan penerbitan surat berharga untuk mendapatkan sumber dana pembelian armada," ungkap dia.

Belum lama ini, TCPI juga telah mengakuisisi floating terminal storage seharga US$ 3,5 juta. Diharapkan ada peningkatan pendapatan sebesar Rp 50 miliar di luar kargo.

Menurut Richard, pelemahan kurs rupiah tidak besar dampaknya pada perusahaan, karena mereka hanya melayani domestik dan BUMN.

Pada debut perdana kemarin, saham TCPI ditutup melesat 69,56% ke level Rp 234.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×