kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Trafik Kendaraan Jalan Tol Naik, Simak Proyeksi Kinerja dan Rekomendasi Saham JSMR


Jumat, 03 Februari 2023 / 04:05 WIB
Trafik Kendaraan Jalan Tol Naik, Simak Proyeksi Kinerja dan Rekomendasi Saham JSMR


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Sejumlah sentimen positif mewarnai pergerakan saham PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) pada tahun ini.

Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto mengatakan, sentimen yang paling berefek signifikan adalah pelonggaran pembatasan perjalanan yang membuat trafik kendaraan di jalan tol kembali meningkat.

Belum lama ini, manajemen JSMR menyampaikan bahwa trafik kendaraan di jalan tol pada akhir tahun 2022 naik hingga 20% dibanding tahun sebelumnya. Manajemen menargetkan pertumbuhan trafik dapat mencapai 10% untuk tahun 2023.

Rencana pelepasan anak usahanya, yakni PT Jasarmarga Transjawa Tol (JTT) juga dapat menjadi katalis tambahan.

Baca Juga: Anthoni Salim Punya Portofolio Saham Paling Menggurita, Nilainya Rp 112 Triliun

"Divestasi ini akan menjadi tambahan modal bagi JSMR karena transaksi pelepasan sekitar 30% kepemilikan JTT diperkirakan akan menghasilkan Rp 14 triliun-Rp 18 triliun," ucap Pandhu saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (2/2).

Tahun ini, JSMR menganggarkan belanja modal Rp 8 triliun-Rp 10 triliun untuk beberapa proyek jalan tol yang masih dalam tahap pengerjaan. Sebut saja Jakarta-Cikampek II Selatan, Yogyakarta-Bawen, Solo-Yogyakarta-YIA Kulonprogo, dan Probolinggo-Banyuwangi.

Menurut Pandhu, jika dilihat dari posisi saldo kas saat ini yang berada di sekitar level Rp 7 triliun, tentu kecukupan dananya masih memungkinkan. Dengan demikian arus kas untuk pendanaan reltif aman bagi JSMR.

Dalam riset tanggal 1 Februari 2023, Analis UOB Kay Hian Sekuritas Limartha Adhiputra memprediksi, pendapatan JSMR dapat tumbuh 11,8% year on year (yoy) menjadi Rp 15,9 triliun pada 2023.

Baca Juga: Hingga 2025, Jasa Marga (JSMR) Masih akan Membangun 5 Proyek Jalan Tol Baru

Pendorongnya berasal dari trafik kendaraan di jalan tol yang diperkirakan meningkat lebih dari 15% yoy seiring dengan pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Mobilitas masyarakat sudah kembali ke normal dan diperkirakan tumbuh pada 2023. Limartha mengestimasi, trafik kendaraan jalan tol JSMR akan mencapai sekitar 1,56 juta kendaraan, meningkat 17% dari trafik 2022 yang sebanyak 1,3 juta kendaraan.

Trafik kendaraan di jalan tol existing yang memasuki tahap matang dapat tumbuh hingga 10% per tahun, sedangkan lalu lintas jalan tol baru masih bisa tumbuh lebih dari 20% per tahun. "Tol Trans Jawa dan tol Jabodetabek masih akan menjadi penggerak pendapatan JSMR di tahun 2023," tutur Limartha.

Penyesuaian tarif di sejumlah jalan tol juga akan mendukung kenaikan pendapatan pada 2023. JSMR berencana untuk menyesuaikan tarif sepuluh ruas tol, yaitu Balikpapan-Samarinda, Bogor Ring Road, Semarang-Batang, Semarang-Solo, Solo-Ngawi, Ngawi-Kertosono, Gempol-Pasuruan, Sedyatmo, Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, dan Cinere-Serpong.

"Penyesuaian tarif diperkirakan akan setara dengan tingkat inflasi, yakni sekitar 4%-5%," ucap Limartha.

Lebih lanjut, kontribusi pendapatan ruas-ruas tol baru dapat memberikan porsi lebih besar pada 2023, yakni mencapai 50%, dari 45,8% pada 2022. Pada tahun ini, JSMR berencana mengoperasikan total 35 km jalan tol baru yang terdiri dari Jakarta-Cikampek 2 Selatan (Seksi 3) dan Jakarta Outer Ring Road 2: Cinere-Serpong seksi 2.

Berdasarkan riset 26 Januari 2023 Analis Trimegah Sekuritas Kharel Devin Fielim dan Willinoy Sitorus juga memprediksi hal serupa. Keduanya memperkirakan, pendapatan JSMR pada 2023 bakal tumbuh secara eksponensial sebesar 10% yoy menjadi Rp 14,4 triliun.

Hal ini didorong oleh kenaikan tarif tol sebesar 5% yoy dan peningkatan trafik volume kendaraan di jalan tol sebesar 12% yoy. Sejak Oktober 2022, indeks mobilitas Indonesia sudah 15% lebih tinggi dari tingkat pra-Covid-19 pada Februari 2020.

Baca Juga: Ini Proyek Prioritas Jasa Marga (JSMR) Usai Lakukan Divestasi Tol MBZ

Faktor pendukung lainnya adalah pertumbuhan kepemilikan kendaraan domestik (mobil dan truk) yang diprediksi tumbuh sebesar 4,5% secara CAGR pada 2022-2024. Ia berkaca pada trafik kendaraan jalan tol JSMR yang meningkat 7,2% CAGR pada 2012-2016, sedangkan kepemilikan kendaraan domestik meningkat
sebesar 6,3% CAGR.

Dari segi bottom line, Trimegah Sekuritas memprediksi, laba bersih inti JSMR pada 2023 dapat meningkat 37% yoy menjadi Rp 1,95 triliun dari perkiraan 2022 sebesar Rp 1,42 triliun. Sementara perkiraan UOB Kay Hian Sekuritas, laba bersih inti JSMR bakal naio 22% yoy menjadi Rp 2,1 triliun dari perkiraan 2022 Rp 1,7 triliun.

Akan tetapi, terkait dengan rencana divestasi JTT, Trimegah Sekuritas berharap, divestasinya dilakukan melalui mitra strategis daripada initial public offering (IPO). Menurutnya, penawaran saham JTT ke publik berpotensi mengurangi daya tarik JSMR.

Pasalnya, JSMR akan terus berinvestasi dalam proyek baru, sedangkan JTT tidak. Dengan begitu, JTT diperkirakan dapat menawarkan rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi, yakni 80%-85% dibanding JSMR yang sebesar 15%-30%.

Baca Juga: Punya Kinerja Moncer, Ini Strategi Jasa Marga (JSMR) Hingga Kuartal III-2022

"Akibatnya, kami pikir investor dapat beralih fokus dari JSMR ke JTT. Kami perkirakan manajemen tidak menginginkan ini terjadi," ucap kedua analis Trimegah Sekuritas tersebut.

Analis Trimegah Sekuritas merekomendasikan buy JSMR dengan target harga Rp 4.270 per saham. Begitu juga dengan Limartha yang merekomendasikan buy dengan harga Rp 5.300. Per perdagangan Kamis (2/2), harga JSMR berada di level Rp 3.330 atau naik 11,74% secara year to date (ytd).

Sementara secara teknikal, Pandhu melihat posisi JSMR saat ini berada dalam tren menguat. JSMR belum lama breakout dari resistance trendline dan berpeluang menuju sekitar level Rp 4.000 sebagai target.

Harga JSMR saat ini masih cukup menarik untuk dikoleksi. Pandhu menyarankan buy on weakness JSMR di kisaran Rp 3.200-Rp 3.300 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×