Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli
Meski demikian, harga pelaksanaan rights issue dan jadwal pasti aksi korporasi tersebut belum ditentukan. Rencananya, rights issue akan dilaksanakan pada kuartal kedua 2025.
Dana yang diperoleh akan digunakan untuk pelunasan pinjaman dan/atau kebutuhan modal kerja TOWR dan Protelindo.
Sebenarnya, rencana rights issue ini telah muncul sejak akhir tahun lalu, dengan target dana segar sebesar Rp 4,5 triliun. Namun, pelaksanaannya sempat ditunda.
Baca Juga: Kinerja Emiten Bahan Kimia Cenderung Loyo pada 2024, Cermati Rekomendasi Analis
Selain itu, RUPSLB juga menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp 800 miliar dari laba tahun buku 2024. Jumlah tersebut mencakup dividen interim senilai Rp 300 miliar yang telah dibayarkan pada 22 Januari 2025. Nilai dividen final setara dengan Rp 9,9 per saham.
Equity Research Analyst BRI Danareksa Sekuritas, Niko Margaronis, menilai prospek TOWR masih positif. Ia melihat potensi pertumbuhan dari segmen non-menara yang memanfaatkan infrastruktur fiber optik.
"TOWR dengan cepat beralih melayani internet service provider dan memonetisasi jaringan fiber backhaul-nya untuk mendukung pertumbuhan business to business," ungkap Niko.
Baca Juga: Sejumlah Emiten Ini Tebar Dividen Interim, Cermati Rekomendasi Analis
Ia merekomendasikan beli saham TOWR dengan target harga Rp 870 per saham. Menurutnya, posisi TOWR yang lebih awal dalam investasi jaringan fiber menjadi kekuatan utama, meskipun pertumbuhan kinerjanya diproyeksikan moderat di kisaran 3%–4%.
Selanjutnya: Meski Belakangan Rebound, Banyak Investor Kakap di Saham MBMA yang Masih Belum Happy
Menarik Dibaca: Daftar 4 Aktor Korea yang Pernah Jadi Malaikat Pencabut Nyawa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News