Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) akan menarik pinjaman sindikasi dari sejumlah bank dengan nilai cukup besar di semester II ini. Nilai utang tersebut sebesar Rp 4 triliun. Pinjaman itu merupakan dana yang tersedia dalam plafon fasilitas pinjaman yang diterima Telkom.
Dana tersebut nantinya akan digunakan untuk menggeber bisnis di bidang layanan data. Salah satu utang yang akan ditarik TLKM adalah utang senilai US$ 35 juta dari lembaga perbankan ekspor impor, Japan Bank for Internasional Cooperation (JBIC) pada awal September 2013.
Tapi, TLKM harus mendapat persetujuan atas pinjaman luar negeri tersebut dari otoritas yakni pihak Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia. Utang valas dengan skema pinjaman langsung tersebut rencananya akan digunakan untuk kebutuhan ekspansi anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Internasional. "Skemanya pinjaman langsung dengan tingkat bunga di kisaran 2,5%-3,5%," kata Direktur Keuangan TLKM, Honesti Basyir.
Tahun ini, kata Honesti, TLKM menganggarkan be;anja modal alias capital expenditure (capex) Rp 20 triliun. Sampai saat ini TLKM sudah menyerap 56% capex atau sekitar Rp 11,2 triliun.
Menurut Honesti, belanja modal TLKM banyak digunakan oleh untuk ekspansi Telkomsel. Belanja modal itu dipenuhi dari kas internal dan pinjaman sindikasi. "Pinjaman sindikasi porsinya sekitar 20%, kalau masih kurang, akan menggunakan dana hasil penjualan treasury stock beberapa waktu lalu," ujar dia. Dana hasil penjualan saham simpanan sebesar Rp 2,3 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News