kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.122.000   32.000   1,53%
  • USD/IDR 16.630   72,00   0,43%
  • IDX 8.051   42,68   0,53%
  • KOMPAS100 1.123   6,98   0,62%
  • LQ45 810   0,68   0,08%
  • ISSI 279   2,38   0,86%
  • IDX30 423   1,81   0,43%
  • IDXHIDIV20 485   2,83   0,59%
  • IDX80 123   0,38   0,31%
  • IDXV30 132   0,38   0,29%
  • IDXQ30 135   0,57   0,43%

Tips Investasi Theodora V. N. Manik: Tidak Buru-Buru Investasi Tanpa Pahami Risiko


Sabtu, 20 September 2025 / 19:28 WIB
Tips Investasi Theodora V. N. Manik: Tidak Buru-Buru Investasi Tanpa Pahami Risiko
ILUSTRASI. Direktur Retail Mandiri Sekuritas, Theodora VN Manik


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setiap orang punya cerita sendiri dalam memulai perjalanan investasinya. Ada yang terjun setelah mendapat bonus pertama dari kantor, ada yang pula mulai berinvestasi ketika melihat peluang. 

Namun bagi Theodora V. N. Manik, Direktur Retail Mandiri Sekuritas, benih investasi itu justru sudah ditanam sejak kecil. Maklum, dia tumbuh di keluarga yang dekat dengan dunia keuangan. 

Bukan hanya mencari nafkah, sang ayah juga membenamkan disiplin finansial sejak dini kepada wanita yang akrab dipanggil Dora ini. Dari ayahnya lah, Dora kecil belajar menabung setiap kali menerima uang. 

Lalu secara perlahan dia dikenalkan pada konsep investasi. Bukan hanya sekadar menyimpan, tetapi bagaimana uang bisa bekerja untuk menambah nilai. 

Ternyata, didikan sederhana itu meninggalkan kesan yang mendalam. Baginya, investasi bukan sekadar angka atau grafik di layar, melainkan kebiasaan yang dibangun sejak dini. 

“Ayah mengajarkan saya untuk menabung dulu, lalu berinvestasi. Itu dasar yang sangat berharga karena membuat saya terbiasa berpikir panjang,” kenangnya. 

Baca Juga: Tips Bijak Keuangan ala Menkeu Purbaya: Belanja Sesuai Kantong, Investasi Jangan FOMO

Kebiasaan itu terus terbawa hingga dia beranjak dewasa. Sampai akhirnya dia bersentuhan langsung dengan berbagai instrumen keuangan. Namun pondasi yang dipupuk sang ayah membuatnya lebih berhati-hati.

Dora tidak terburu-buru menaruh dana tanpa memahami risikonya. Prinsip itulah yang akhirnya terbukti menyelamatkannya dari banyak keputusan impulsif. 

Tidak Selalu Mulus

Namun sama seperti hidup, dunia investasi tidak selalu berjalan mulus. Ada saat-saat penuh dengan tantangan akibat kondisi makro ekonomi dan yang paling membekas bagi Dora ialah saat pandemi Covid-19. 

Saat pandemi Covid-19 melanda, pasar modal Indonesia juga ikut bergejolak hebat. Banyak investor panik dan terjadi aksi panic selling. Banyak yang memilih untuk menjual aset dan menarik dana dari pasar saham. 

Kala itu ketidakpastian begitu pekat. Meski begitu, Dora memilih jalan yang berbeda. Dia justru menahan diri dari kepanikan dan mencoba melihat peluang di baik badai yang menerpa.

Alih-alih menjual, dia justru membeli saham-saham dengan fundamental bagus di harga yang sedang tertekan. “Saya tetap tenang, fokus pada perspektif jangka panjang dan masuk ke saham yang memang punya prospek baik,” ucapnya kepada KONTAN. 

Memang keputusan yang diambil Dora tidak mudah karena membutuhkan keberanian untuk melawan arus. Tapi hasilnya positif, di mana ketika pasar sudah mulai putih saham yang dia beli menunjukkan kenaikan signifikan. 

Dari pengalaman itu, dia memetik pelajar penting yaitu disiplin, kesabaran dan fokus pada rencana jangka panjang lebih berharga ketimbang reaksi spontan terhadap ketakutan setaat. 

Baca Juga: Jurus Investasi Setyono Djuandi Darmono: Belajar Beri Manfaat Bagi Orang Banyak

Meski pernah melewati ketidakpastian karena pandemi Covid-19, Dora pun tidak menutupi kalau dirinya pernah terjebak Fear of Missing Out (FOMO) alias sekadar ikut-ikutan saja.

Dora bercerita di suatu ketika, dia membeli sebuah saham karena hanya tergoda tren. Hasilnya, keputusan tanpa riset mendalam itu berakhir pada kerugian meskipun jumlahnya tidak besar. 

Justru dari pengalaman itu dia memetik pelajaran berharga, yakni jangan pernah berinvestasi hanya karena ikut-ikutan. Edukasi, riset dan pemahaman terhadap suatu saham maupun produk investasi adalah kunci. 

Kedua pengalaman kontras, berhasil melawan kepanikan di masa pandemi dan menelan kerugian karena FOMO itu membentuk filosofi investasi yang dia pegang sampai saat ini. 

Investasi bukanlah jalan pintas karena menuntut pemahaman, perencana dan kesabaran. Filosofi sederhana itu yang dia pegang, namun relevan bagi seluruh investor. 

Diversifikasi

Namun di atas semua itu, ada satu prinsip yang bagi Dora tidak bisa ditawar yaitu diversifikasi. Baginya, menaruh seluruh dana di satu instrumen saja, memiliki risiko yang sangat tinggi. 

Perlu diingat pasar saham bisa naik turun kapan saja, bahkan dalam waktu yang singkat dan diversifikasi adalah cara untuk menjaga keseimbangan atas aset keuangan yang investor miliki. 

“Saya selalu membagi portofolio ke beberapa instrumen. Ada yang untuk jangka pendek, ada yang untuk jangka panjang. Itu membuat saya merasa lebih tenang,” ucap Dora.

Dora menyebut dirinya merupakan investor dengan tipe moderat. Dia membagi 50% dana ke tabungan dan deposito, sementara sisanya tersebar di obligasi, reksadana dan saham. 

Tak hanya itu, dia juga menekankan pentingnya memisahkan dana investasi dari kebutuhan hidup. Menurutnya, uang untuk investasi tidak boleh berasal dari dana darurat atau anggaran belanja sehari-hari. 

“Kalau gunakan uang yang seharusnya untuk kebutuhan pokok, investasi justru akan menjadi beban. Padahal, seharusnya investasi memberi rasa aman, bukan tekanan,” tuturnya. 

Baca Juga: Bunga Turun, Bagaimana Strategi Alokasi Aset Investasi bagi Investor Moderat?

Sebagai direksi di bidang ritel yang sering bertemu dengan investor muda, Dora berpesan bagi anak muda investasi bukan seberapa cepat mendapat keuntungan tetapi seberapa konsisten menjaga langkah. 

“Fokuslah pada tujuan jangka panjang, pahami apa yang diinvestasikan dan jangan mudah terpengaruh euforia pasar,” ujarnya.

Dia percaya anak muda di Indonesia punya modal besar untuk mulai dari akses informasi dan teknologi. Tinggal bagaimana menggunakan kedua hal tersebut dengan bijak. 

Dora menyarankan generasi muda untuk memanfaatkan keunggulan mereka dalam hal teknologi. Platform digital kini menyediakan banyak data, riset, dan informasi yang bisa diakses secara instan. 

“Gunakan teknologi bukan hanya untuk mengikuti tren, tetapi juga untuk memperkaya wawasan. Generasi muda punya keunggulan besar di sini,” ujarnya.

Pada akhirnya, dia percaya, kesabaran dan konsistensi akan menjadi pembeda. Generasi muda yang mampu menggabungkan semangat tinggi dengan disiplin, pengetahuan, dan pemanfaatan teknologi secara bijak, akan memiliki peluang besar untuk menikmati hasil investasi di masa depan.

Selanjutnya: Tarik Dolar Milik WNI yang Tersimpan di Luar Negeri, Menkeu Purbaya Siapkan Insentif

Menarik Dibaca: Rekomendasi 7 Film Komedi Indonesia Paling Lucu dan Bikin Ngakak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×