Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Noverius Laoli
Oleh karena itu, Fikri menyebut investor saat ini harus lebih ekstra teliti dalam memilih obligasi korporasi. Menurutnya, investor harus mempertimbangkan kualitas kredit penerbit, sektor bisnisnya, hingga sudah terbukti secara historis punya kualitas yang baik.
Ia melihat, sektor seperti telekomunikasi, farmasi, kesehatan, hingga perbankan masih punya prospek yang menarik.
Sementara dari sisi tenor, Fikri meyakini durasi 2-9 tahun saat ini punya risiko paling tinggi serta volatilitas yang juga tinggi. Apalagi, pada tenor ini juga ada ancaman kenaikan suku bunga oleh The Fed, hingga potensi tapering seiring adanya rencana The Fed mengurangi pembelian obligasi.
“Jadi bisa pilih obligasi korporasi dengan tenor 1 tahun karena likuiditasnya yang berlimpah, atau sekalian 10 tahun ke atas sering adanya prospek pertumbuhan ekonomi yang positif. Tapi, pada akhirnya dengan meningkatnya risiko, investor harus benar-benar selektif dan teliti melakukan riset,” tutup Fikri.
Selanjutnya: 10 Surat utang tercatat pekan ini, nilai emisi capai Rp 50,31 triliun dari awal tahun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News