Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Tiga lembaga nirlaba pasar modal mencatatkan kenaikan laba bersih sepanjang 2014. Salah satu pendongkrak peningkatan itu adalah tingginya pendapatan yang disokong terbangnya pendapatan dari investasi.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) misalnya, laba bersih tahun lalu terbang dari Rp 184,32 miliar menjadi Rp 359,66 miliar. Padahal, pendapatan usaha susut dari Rp 940,87 miliar menjadi Rp 920,86 miliar. Adapun, total pendapatan yang berhasil dicatatkan mencapai Rp 1,21 triliun.
Pencapaian ini meningkat sekitar 26,96% secara year-on-year (yoy). Salah satu pos yang memberikan kontribusi besar adalah pendapatan dari hasil investasi. Pendapatan investasi BEI sepanjang tahun lalu mencapai Rp 263,95 miliar. Sebagai perbandingan, di tahun 2013, nilainya hanya Rp 48,98 miliar.
Hamdi Hassyarbaini, Direktur Keuangan BEI mengatakan, instrumen investasi yang dipilih BEI adalah deposito, obligasi, dan reksadana. Begitu pula dengan PT Kustodian Sentral Efek Indoesia (KSEI). Otoritas penyimpanan efek ini mampu meningkatkan laba bersih dari Rp 145,9 miilar menjadi Rp 212,85 miliar.
Pendapatan usaha KSEI sedikit turun dari kisaran Rp 309 milia menjadi Rp 308 miliar. Sedangkan, total pendapatan meningkat sebesar 25,95% menjadi Rp 461,75 miliar. Self Regulatory Organizations (SRO) ini memetik keuntungan dari investasi sebesar Rp 148,5 miliar. Jumlah ini lompat dari hasil tahun sebelumnya yang sekitar Rp 71,89 miliar.
Sama seperti PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI). Laba bersih perseroan naik dari Rp 66,12 miliar menjadi Rp 96,78 miliar. Pendapatan usaha merosot tipis dari Rp 282,08 miliar menjadi Rp 281,04 miliar. Sementara, total pendapatan melonjak dari Rp 301,12 miliar menjadi Rp 368,68 miliar.
Otoritas kliring transaksi bursa ini bisa mengantongi pendapatan hasil investasi sekitar Rp 85,42 miliar. Angka ini melejit lebih dari dua kalilipat dibanding tahun 2013 yang sebesar Rp 33,47 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News