kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tiga saham ini disebut jadi penghuni baru LQ45, begini prospeknya menurut analis


Selasa, 21 Januari 2020 / 20:56 WIB
Tiga saham ini disebut jadi penghuni baru LQ45, begini prospeknya menurut analis
ILUSTRASI. Reporter salah satu stasiun televisi melaporkan pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia Jakarta.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Spekulasi penghuni baru indeks saham berkapitalisasi pasar besar, LQ45 sudah mulai bertebaran. Sebagaimana diketahui, Bursa Efek Indonesia akan melakukan rebalancing terhadap indeks ini untuk periode Februari-Juli 2020.

Informasi yang diperoleh Kontan.co.id menyebut, sejumlah saham yang akan menjadi anggota indeks tersebut adalah PT Timah Tbk (TINS), PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG). Sementara itu, beberapa saham yang akan dikeluarkan dari LQ45 adalah PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Medco Energi International Tbk (MEDC), PT Indika Energy Tbk (INDY), PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM), dan PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL).

Baca Juga: IHSG ditutup melemah 0,11% ke 6.238 pada akhir perdagangan hari ini

Melinik tiga saham yang akan menjadi penghuni baru LQ45 tersebut, Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan, TOWR, TBIG, dan TINS memiliki prospek yang bagus. Untuk emiten menara telekomunikasi, pertumbuhan harga sahamnya akan didorong sentimen besaran belanja modal yang akan disiapkan untuk ekspansi 2020. Sementara TINS akan terdorong kenaikan harga jual timah yang terjadi belakangan ini.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama menambahkan, harga komoditas pada awal tahun ini memang sudah mulai bergairah sejak penurunan tajam pada awal 2019. "Hal tersebut tentunya dapat berdampak pada kinerja keuangan TINS. Apalagi, TINS adalah pemain tunggal dan hampir menguasai kebutuhan timah dalam negeri," ucap dia saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (21/10).

Untuk TOWR dan TBIG, pertumbuhannya akan terdorong oleh industri telekomunikasi dalam negeri yang cukup masif serta langkah para operator yang akan terus berekspansi. "Sehingga hal tersebut dapat meningkatkan permintaan jasa dari TBIG dan TOWR," kata dia.

Sementara itu, dari segi valuasinya, Sukarno menilai, TOWR dan TBIG tergolong mahal jika dilihat dari mayoritas pendekatan, baik PE, PBV, P/S dan EV/Ebitda. 
Berdasarkan RTI, price to earning ratio (PER) TOWR saat ini adalah sebesar 19,05 kali dan TBIG 31,81 kali. "Dengan bakal dimasukkan ke dalam indeks LQ45, ada prospek untuk pergerakan saham-saham ini," ucap dia. 

Sebaliknya, saham TINS tergolong murah dilihat dari berbagai pendekatan. 

Baca Juga: IHSG langsung turun pada pembukaan perdagangan hari ini

Meksipun begitu, ia merekomendasikan investor untuk trading buy saham-saham ini. Pasalnya, harga TOWR dan TBIG yang sudah premium memiliki kemungkinan untuk turun. Sementara harga saham TINS belum menunjukkan sinyal kenaikan.

Secara teknikal, target harga TBIG terdekat berada di level Rp 1.200 per saham dengan support 1 Rp 1.120 dan support 2 Rp 1.085. "Untuk TOWR terdekat menguji target harga Rp 825. Jika berhasil break, bisa potensi lanjut Rp 845 dengan support 1 Rp 780 dan support 2 Rp 770," ungkap Sukarno.

Sementara itu, Okie memasang rekomendasi netral untuk TINS karena melihat kecenderungan harga sahamnya akan turun. Ia menyarankan buy TBIG dengan target harga 1.260 per saham dan TOWR Rp 960 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×