Reporter: Rashif Usman | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali kedatangan dua emiten baru hari ini. PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE) dan PT Jantra Grupo Indonesia Tbk (KAQI) resmi melantai di Bursa pada Senin (10/3).
MINE adalah emiten sektor basic materials yang menjalankan usaha aktivitas jasa penunjang pertambangan nikel.
Perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 612.665.300 (612,66 juta) saham. Jumlah tersebut setara dengan 15% dari modal ditempatkan dan disetor setelah initial public offering (IPO), dengan nilai nominal Rp 100 per saham. MINE mengantongi dana segar sekitar Rp 132,33 miliar dalam IPO ini.
Sementara itu, emiten yang bergerak di bidang usaha perawatan dan perdagangan suku cadang serta aksesori kaki-kaki kendaraan, PT Jantra Grupo Indonesia Tbk (KAQI) menawarkan sebanyak-banyaknya 450 juta saham atau 21,68% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Alhasil, perusahaan berpotensi meraup dana segar sebanyak-banyaknya Rp 53,1 miliar.
Baca Juga: Baru IPO, Simak Proyeksi Kinerja MINE dan KAQI
Kemudian, ada satu lagi calon pendatang baru di Bursa Efek Indonesia (BEI). Produsen permen jelly dengan merek Yupi, PT Yupi Indo Jelly Gum akan melantai di BEI dengan skema penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO).
Perusahaan yang akan menggunakan kode saham YUPI menawarkan maksimal 854,44 juta saham atau setara dengan 10% dari modal ditempatkan dan disetor pasca IPO.
Jika tak ada aral melintang, YUPI bakal mencatatkan saham perdana di bursa pada Jumat 21 Maret 2025 mendatang.
Prospek Saham IPO
Analis Edvisor Profina Visindo, Indy Naila menyoroti prospek menarik dari dua emiten, MINE dan KAQI, terutama dalam penggunaan dana ekspansi perusahaan.
KAQI berencana membeli lahan untuk membuka lima cabang baru serta mendukung kegiatan operasional, sementara MINE akan mengalokasikan dana untuk pembelian alat berat guna meningkatkan efisiensi operasionalnya.
Baca Juga: Harga IPO Produsen Permen Jelly Yupi Rp 2.100-Rp 2.500 Per Saham
Dari sisi fundamental, KAQI menunjukkan pertumbuhan positif dalam pendapatan dan laba bersih, begitu juga dengan MINE, yang mencatat pendapatan stabil serta peningkatan laba bersih.
"Untuk saham-saham ini perlu dilihat secara sektor riilnya," kata Indy kepada Kontan, Senin (10/3).
Misalnya, MINE volatilitas harga komoditas menjadi faktor utama yang perlu diperhatikan, sedangkan KAQI harus mencermati kebijakan pemerintah yang berpotensi memberikan insentif bagi sektor tersebut.
Selain itu, analisis rasio keuangan seperti PER dan PBV tetap menjadi indikator penting dalam menilai valuasi dan prospek investasi kedua saham ini.
Selanjutnya: Waskita Karya Beberkan Progres Enam Bendungan yang Masuk PSN
Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (11/3): Cerah hingga Hujan Berawan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News