kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.693.000   3.000   0,18%
  • USD/IDR 16.345   -45,00   -0,28%
  • IDX 6.598   -37,79   -0,57%
  • KOMPAS100 949   -14,20   -1,47%
  • LQ45 740   -10,51   -1,40%
  • ISSI 206   0,15   0,07%
  • IDX30 385   -5,43   -1,39%
  • IDXHIDIV20 462   -8,12   -1,73%
  • IDX80 108   -1,53   -1,40%
  • IDXV30 112   -0,99   -0,88%
  • IDXQ30 126   -1,85   -1,44%

Baru IPO, Simak Proyeksi Kinerja MINE dan KAQI


Senin, 10 Maret 2025 / 19:03 WIB
Baru IPO, Simak Proyeksi Kinerja MINE dan KAQI
PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE) dan PT Jantra Grupo Indonesia Tbk (KAQI) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada Senin (10/3/2025).


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali kedatangan dua emiten baru hari ini. PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE) dan PT Jantra Grupo Indonesia Tbk (KAQI) resmi melantai di Bursa pada Senin (10/3).

MINE adalah emiten sektor basic materials yang menjalankan usaha aktivitas jasa penunjang pertambangan nikel. Jasa penunjang pertambangan dilakukan melalui perjanjian kontrak antara perseroan dengan pemberi kerja.

Perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 612.665.300 (612,66 juta) saham. Jumlah tersebut setara dengan 15% dari modal ditempatkan dan disetor setelah initial public offering (IPO), dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Seluruh saham yang ditawarkan terdiri dari saham baru, yang ditawarkan kepada publik dengan rentang harga penawaran Rp 200 sampai dengan Rp 216 setiap saham. Dalam aksi IPO ini, MINE catat kelebihan permintaan alias oversubscribe sebanyak 25 kali. 

Baca Juga: Kontraktor Jasa Tambang Nikel Sinar Terang (MINE) IPO, Incar Rp 132,33 Miliar

Dus, MINE mengantongi dana segar sekitar Rp 132,33 miliar dalam IPO ini. Setelah dikurangi biaya-biaya emisi, sekitar 48% dari hasil IPO atau setara Rp 63,21 miliar akan digunakan untuk belanja modal alias capital expenditure (capex) pembelian alat berat baru untuk mendukung kegiatan operasional.

Kemudian, sekitar 11% atau setara Rp 14 miliar akan dipakai untuk pembelian aset tetap berupa tanah dan bangunan milik Sinjo Jefry Sumendap, yang saat ini menjabat sebagai Komisaris Utama dan Pemegang Saham Pengendali MINE. Sisa dari dana hasil IPO akan digunakan perseroan untuk modal kerja.

Direktur Utama MINE, Ivo Wangarry mengatakan, perseroan tengah fokus menggarap dua proyek utama di tahun ini, yaitu tambang nikel di Morowali, Sulawesi Tengah, dan Weda, Maluku Utara.

Meskipun tidak menyebutkan angka, produksi dari kedua proyek tersebut pada tahun lalu diakui sudah berhasil melampaui target yang ditetapkan.

“Kami akan segera merilis pembaruan produksi dan laporan keuangan tahunan,” ujarnya saat ditemui setelah IPO MINE, Senin (10/3).

Ivo menyebutkan, melalui IPO, MINE akan fokus untuk mengoptimalkan peluang bisnis di sektor pertambangan nikel dengan memperbanyak alat berat yang dapat meningkatkan kegiatan operasional. Perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 20% di tahun 2025.

Sementara, pendapatan perusahaan per 31 Agustus 2024 naik 40,8% ke Rp 1,36 triliun. Pada periode sama tahun lalu, pendapatan MINE sebesar Rp 968,05 miliar.

Meningkatnya pendapatan tersebut didorong oleh kenaikan total material movement dari penambangan nikel sebesar 47,0% dari 6,7 juta bank cubic meter (bcm) pada tanggal 31 Agustus 2023 menjadi 9,8 juta bcm pada 31 Agustus 2024.

Menurut Ivo, peningkatan jumlah alat berat setelah IPO ini akan semakin menaikkan kemampuan perusahaan dalam penambangan nikel, sehingga berdampak langsung kepada pendapatan perseroan. 

“Program hilirisasi industri nikel di dalam negeri dan meningkatnya kebutuhan dunia terhadap nikel juga akan menjadi peluang bisnis yang baik bagi perusahaan,” tuturnya.

Sementara, KAQI merupakan emiten yang bergerak di bidang usaha perawatan dan perdagangan suku cadang serta aksesori kaki-kaki kendaraan,. 

Jantra Grupo Indonesia menawarkan sebanyak-banyaknya 450 juta saham atau 21,68% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh setelah initial public offering (IPO). Perseroan menetapkan harga IPO sebesar Rp 118 per saham. Alhasil, perusahaan meraup dana segar sekitar Rp 53,1 miliar. 

Komisaris independen Jantra Grupo (KAQI), Beni Hendrawan mengatakan, penggunaan dana IPO yang sebagian dialokasikan untuk ekspansi.  

Pertama, sekitar 69,65% dana IPO akan digunakan untuk belanja modal. Jika dirinci sekitar 40,38% atau sekitar Rp 20 miliar akan digunakan untuk pembelian lahan seluas 1.940 meter persegi yang berada di Bona Indah, Jakarta Selatan. 

Kemudian, sekitar 29,27% akan digunakan untuk membuka lima cabang bengkel baru yang terletak di Bandung, Bekasi, Surabaya, Semarang dan Jakarta. 

Di tahun 2025, KAQI pun menargetkan kenaikan laba bersih antara 20%-30% di tahun 2025. "Di tahun 2025 ini, bottom line kita harapkan tumbuh 20%-30% secara year on year," kata Beni di kantor Bursa Efek Indonesia Jakarta, Senin (10/3).

Baca Juga: Jantra Grupo (KAQI) Resmi Listing di Bursa Senin (10/3), Harga Sahamnya Naik

Selain itu, perusahaan pun mengincar untuk menggelar ekspansi pembukaan bengkel baru di luar Pulau Jawa. "Kalau kita lihat ekspansinya mungkin ke Sumatra. Tapi mungkin beberapa kota besar ya kita lihat animo dan market share-nya juga baik," ujar Beni.

Head of Investment Specialist PT Maybank Sekuritas Indonesia, Fath Aliansyah Budiman melihat, perusahaan yang saja IPO memerlukan waktu beberapa kuartal ke depan untuk bisa memberikan gambaran yang lebih menarik untuk investor jangka panjang.

“Fundamental yang tercermin ketika IPO normalnya belum memperlihatkan sudut pandang dari pasar secara keseluruhan,” ujarnya kepada Kontan, Senin (10/3).

Fath menuturkan, para investor bisa melihat respons pasar ketika emiten melakukan rilis laporan keuangan atau ketika melakukan public expose. Setelahnya, baru nanti akan terlihat berapa likuiditas dan valuasi yang diberikan oleh pasar.

Selain itu, dengan memberikan toleransi waktu untuk mempelajari hal-hal turut, para pelaku pasar juga bisa melihat dari sisi penggunaan dana IPO dan ekspansi yang dilakukan oleh kedua emiten tersebut. 

“Seandainya belum memiliki sahamnya, ada baiknya investor menunggu terlebih dahulu dalam beberapa waktu ke depan,” tuturnya.

Director Reliance Sekuritas Indonesia, Reza Priyambada mengatakan, MINE dan KAQI pada dasarnya memiliki prospek yang baik. Terutama, jika diikuti dengan permintaan produk yang dapat meningkat ketika kondisi makroekonomi dapat membaik.

Meskipun begitu, IHSG belum sepenuhnya aman untuk rebound. Hal ini seiring masih adanya potensi aksi jual dari pelaku pasar yang menunggu sentimen positif yang ada. 

“Dengan kehadiran kedua emiten tersebut, setidaknya bisa menjadi alternatif pilihan bagi pelaku pasar di tengah masih maraknya saham-saham, terutama big cap, yang masih didera aksi jual,” ujarnya kepada Kontan, Senin (10/3).

Untuk prospek MINE dan KAQI ke depan, sentimen utamanya akan bergantung dari masing-masing sektor industri.

“Yang jelas, pasca IPO biasanya pelaku pasar menantikan seberapa besar penggunaan dana IPO tersebut dan imbas ke kinerja keuangan maupun operasional emiten,” paparnya.

Lantaran baru IPO, Reza pun belum memberikan rekomendasi dan target harga untuk MINE dan KAQI.

Baca Juga: Sinar Terang Mandiri (MINE) Resmi Melantai di BEI Hari Ini (10/3), Sahamnya Naik 25%

Selanjutnya: Prabowo Ingin Bangun Sekolah Rakyat, Anggarannya Capai Rp 100 Miliar per Sekolah

Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (11/3): Cerah hingga Hujan Berawan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media
Tag

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×