Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga emiten pertambangan yang tergabung dalam holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tambang, yakni MIND ID, mencetak kinerja yang beragam sepanjang tiga bulan pertama 2021.
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) misalnya, kompak mencatatkan penurunan laba bersih dan pendapatan. Emiten yang berbasis di Sumatra Selatan ini membukukan penurunan laba bersih sebesar 44,58% menjadi Rp 500,51 miliar sepanjang kuartal pertama 2021.
Emiten tambang batubara ini membukukan pendapatan sebesar Rp 3,99 triliun. Pendapatan Bukit Asam menurun 22,02% dari pendapatan di kuartal pertama 2020 yang mencapai Rp 5,12 triliun.
Direktur Utama Bukit Asam Suryo Eko Hadianto mengatakan, penurunan pendapatan ini tidak terlepas dari kinerja operasional di kuartal pertama yang tidak tercapai. Suryo menyebut, curah hujan yang cukup tinggi di Tanjung Enim membuat operasional menjadi terkendala.
Baca Juga: Kinerja Bukit Asam (PTBA) akan membaik di kuartal II-2021, ini rekomendasi sahamnya
Dalam tiga bulan pertama 2021, total produksi batubara PTBA mencapai 4,5 juta ton dengan penjualan sebanyak 5,9 juta ton. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, volume penjualan Bukit Asam menurun 13,23% dari 6,8 juta ton.
Namun, Suryo meyakini kinerja PTBA akan membaik di kuartal depan. Hal ini terlihat dari tren produksi dari Januari–Maret 2021 yang sebenarnya dalam tren naik. “Kami merencanakan, ketidaktercapaian kinerja di kuartal pertama akan kami cover di kuartal kedua,” terang Suryo, belum lama ini.
Baca Juga: Bukit Asam akan menutup anak usahanya, Bukit Energi Metana
Kinerja berbeda ditorehkan oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Pendapatan dan laba bersih produsen logam mulia ini kompak naik di kuartal pertama 2021.
ANTM membukukan pendapatan bersih senilai Rp 9,21 triliun, naik 77,04% dari realisasi pendapatan di periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp 5,20 triliun. Alhasil, ANTM membukukan laba bersih senilai Rp 630,37 miliar, berbanding terbalik dari kerugian Rp 281,84 miliar pada kuartal pertama 2020.
Jika ditelaah, pendapatan ANTM sepanjang tiga bulan ini ditopang oleh penjualan emas. Sebesar Rp 6,59 triliun atau 72% dari total pendapatan ANTM berasal dari komoditas ini. Secara volume, penjualan emas ANTM pada kuartal pertama 2021 mencapai 7.411 kg (238.269 ons troi), naik 45% dari capaian kuartal pertama 2020 yang hanya 5.097 kg.
Baca Juga: Tambah kapasitas produksi, ini yang dilakukan Aneka Tambang (ANTM)
Naiknya kinerja segmen emas memang tidak bisa terlepas dari strategi ANTM yang berfokus pada pengembangan basis pelanggan logam mulia di pasar dalam negeri. “ANTM terus melakukan inovasi penjualan produk emas Logam Mulia dengan mengedepankan mekanisme transaksi dan buyback emas secara online,” terang SVP Corporate Secretary Aneka Tambang, Kunto Hendrapawoko, Senin (3/5).
Sementara itu, PT Timah Tbk (TINS) mencatatkan perbaikan dari sisi laba bersih meski pendapatan turun. Produsen timah ini berhasil membukukan laba bersih senilai Rp 10,34 miliar di kuartal pertama 2021, berbanding terbalik dari kerugian bersih Rp 412,85 miliar kuartal pertama 2020.
Dari sisi top line, TINS membukukan pendapatan senilai Rp 2,44 triliun. Pendapatan PT Timah menurun 44,78% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 4,42 triliun.
Baca Juga: MIND ID bukukan laba bersih Rp 1,8 triliun sepanjang tahun lalu
Abdullah Umar Sekretaris Perusahaan PT Timah menjelaskan, produksi logam timah pada kuartal pertama 2021 terkoreksi 63% menjadi 5.220 ton dan penjualan logam timah terkoreksi 66% menjadi 5.912 ton.
Umar menyebut, fluktuasi harga logam timah di London Metal Exchange (LME) bergerak di rentang harga yang terbatas dan diramalkan masih akan terus kinclong sampai dengan akhir tahun. “Sebagai produsen terbesar timah kedua di dunia, TINS memiliki posisi tawar yang menentukan di pasar timah dunia,” terang Umar dalam keterangan resmi, Jumat (7/5).
Meski penjualan menurun, TINS mencatatkan kenaikan harga jual rata-rata atau average selling price (ASP). Tercarat, ASP Timah per kuartal pertama 2021 sebesar US$ 24.968 per metrik ton (MT), naik 49,48% dari realisasi ASP per kuartal pertama 2020 yang hanya US$ 16.703 per MT.
Baca Juga: PT Timah (TINS) membukukan laba bersih Rp 10,34 miliar di kuartal pertama 2021
Kinerja segmen non timah seperti batubara dan nikel juga mulai tumbuh. PT Timah berharap kontribusi pendapatan di luar bisnis timah terus tumbuh dan mampu menopang keberlanjutan TINS.
Dia mengatakan, TINS memiliki batubara berkalori tinggi dan cukup diminati pasar. Dengan harga batubara yang relatif stabil, diharapkan tingkat produksi tahun ini berada di level 500.000 ton–750.000 ton akan berdampak positif terhadap kinerja finansial TINS
Baca Juga: Dibukanya ekspor mineral mentah tidak mengubah rencana perusahaan membangun smelter
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News