Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Abdullah Umar Sekretaris Perusahaan PT Timah menjelaskan, produksi logam timah pada kuartal pertama 2021 terkoreksi 63% menjadi 5.220 ton dan penjualan logam timah terkoreksi 66% menjadi 5.912 ton.
Umar menyebut, fluktuasi harga logam timah di London Metal Exchange (LME) bergerak di rentang harga yang terbatas dan diramalkan masih akan terus kinclong sampai dengan akhir tahun. “Sebagai produsen terbesar timah kedua di dunia, TINS memiliki posisi tawar yang menentukan di pasar timah dunia,” terang Umar dalam keterangan resmi, Jumat (7/5).
Meski penjualan menurun, TINS mencatatkan kenaikan harga jual rata-rata atau average selling price (ASP). Tercarat, ASP Timah per kuartal pertama 2021 sebesar US$ 24.968 per metrik ton (MT), naik 49,48% dari realisasi ASP per kuartal pertama 2020 yang hanya US$ 16.703 per MT.
Baca Juga: PT Timah (TINS) membukukan laba bersih Rp 10,34 miliar di kuartal pertama 2021
Kinerja segmen non timah seperti batubara dan nikel juga mulai tumbuh. PT Timah berharap kontribusi pendapatan di luar bisnis timah terus tumbuh dan mampu menopang keberlanjutan TINS.
Dia mengatakan, TINS memiliki batubara berkalori tinggi dan cukup diminati pasar. Dengan harga batubara yang relatif stabil, diharapkan tingkat produksi tahun ini berada di level 500.000 ton–750.000 ton akan berdampak positif terhadap kinerja finansial TINS
Baca Juga: Dibukanya ekspor mineral mentah tidak mengubah rencana perusahaan membangun smelter
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News